BerandaKulinary
Jumat, 22 Des 2022 15:00

Mengenal Sejarah Nagasari, Kue Legit dari Tanah Jawa

Nagasari, kue legit yang berbahan dasar tepung beras dan pisang. (Shutterstock/Amallia Eka)

Meski dengan bahan yang sederhana, kelezatan nagasari nggak bisa ditampik. Menariknya, kue tradisional legit ini perlambang ketulusan hati dan tolak bala. Seperti apa cerita lengkapnya?

Inibaru.id – Bicara soal jajanan tradisional khas Indonesia yang unik, nama kue nagasari atau nogosari mungkin bakal menjadi salah satu yang terpikirkan. Kue berbahan dasar dari campuran tepung beras dengan isian pisang ini tentu sangat nikmat. Daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus juga menambah rasa sedap nagasari.

Di Jawa, nagasari menjadi kue yang sering disajikan dalam acara-acara penting, misalnya upacara keagamaan atau rangkaian acara selamatan.

Nagasari terdiri atas kata “naga” dan “sari”. Naga berarti hewan yang berasal dari daratan Tiongkok yang melambangkan jiwa yang terhormat. Sedangkan sari berarti isi utama dari suatu benda.

Jika digabungkan, maka mempunyai arti isi utama dari suatu benda yang terhormat.

Eh, kamu tahu nggak kalau menurut versi lain kue nagasari ini melambangkan ketulusan hati dan menjauhkan dari musibah penyakit?

Dilansir dari Katakini (16/12/2022), pada 1528 Masehi, Mahawiku Astapaka pernah menempuh perjalanan ke Magelang untuk merayakan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur. Dia pergi berlayar ke pelabuhan Nusupan melewati Bengawan Semangi.

Adipati Hadiwijaya alias Jaka Tingkir menyambutnya, kemudian memohon agar Mahawiku Astapaka berkenan tinggal sejenak di ibukota Kadipaten Pajang sebelum melanjutkan perjalanan ke Magelang.

Jaka Tingkir bersama permaisurinya, Ratu Mas Cempaka, kemudian mempersembahkan hidangan tanpa daging dan ikan.

Nah, di antara persembahan itu terdapat panganan dari tepung beras yang di dalamnya ada irisan pisang.

Saking terkesannya dengan persembahan yang diberikan Jaka Tingkir dan permaisuri, Mahawiku Astapaka kemudian menyelenggarakan upacara Homa Yadnya untuk kesejahteraan bumi Pajang. Harapannya, segala penyakit dan apes sirna.

Mahawiku Astapaka kemudian menanam pohon Dewandaru untuk mengenang hal itu. Lantas Adipati Hadiwijaya menyebut hidangan persembahan yang mengesankan itu dengan nama nagasari.

Cara Membuat Nagasari

Nagasari memiliki filosofi yang melambangkan ketulusan hati. (Cookpad/Hana Hanif)

Cara membuat nagasari cukup mudah, kok. Kamu hanya membutuhkan pisang, tepung beras, dan santan. Dicukil dari Resep Koki (17/12/2022), membuat nagasari diawali dengan mengukus pisang hingga matang dan tiriskan. Lalu rebus santan, gula, garam, dan daun pandan hingga mendidih. Matikan api lalu diamkan sebentar hingga hangat.

Setelah itu, masukkan tepung beras sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga tepung larut dan masak kembali hingga campuran bahan tadi mengental seperti bubur.

Jika sudah, ambil adonan bubur dan taruh ke atas selembar daun pisang. Tambahkan sepotong pisang di tengahnya dan tutup dengan adonan. Bungkus nagasari menjadi bentuk pipih dengan melipat masing-masing ujungnya. Terakhir kukus nagasari selama 20 menit hingga matang, angkat, dan hidangkan.

Hm, sepertinya nikmat ya menyantap nagasari dengan segelas teh hangat sambil menikmati hujan. Omong-omong, kamu suka makan nagasari nggak nih, Millens? (Fatkha Karinda Putri/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024