BerandaKulinary
Sabtu, 2 Agu 2024 17:00

Cuma Seribu, Rasa Satai Cecek Khas Jepara Bisa Diadu!

Satai cecek, kuliner khas Jepara. (Ig/Jeparaculinary)

Satai cecek dibuat dari kulit kerbau yang dibumbui blondo sehingga membuatnya terasa gurih. Satai cecek juga seringkali dipadukan dengan horog-horog. Hm, kebayang nggak seunik apa rasanya?

Inibaru.id – Harga daging ayam, kambing, dan daging-daging lain yang semakin mahal berimbas pada semakin mahalnya harga satai di Indonesia. Tapi, bukan berarti kamu nggak bisa mencicipi olahan satai lezat yang murah. Kalau kebetulan kamu mampir di Jepara Jawa Tengah, bisa lo mencicipi satai cecek yang memenuhi kriteria tersebut.

Bagi orang Banyumas yang menyebut nangka sebagai cecek, pasti mengira kalau satai ini terbuat dari buah tersebut. Sayangnya, anggapan tersebut kurang tepat karena cecek yang dikenal warga Jepara dan sekitarnya adalah lulang alias kulit kerbau. Kulit kerbau ini diolah dengan cara dibakar lalu direbus hingga kenyal. Setelah itu, cecek yang ditusuk-tusuk pun dicampur dengan aneka bumbu, termasuk blondo alias ampas santan kelapa. Nah, seperti itulah satai cecek, Millens.

“Masyarakat Jepara memang mengenal olahan kulit kerbau yang disebut dengan cecek. Lalu muncul inovasi satai cecek yang rasanya gurih itu,” cerita salah seorang penjual satai cecek Endang Setiawati sebagaimana dinukil dari Betanews, (21/7/2024).

Endang mengaku sudah berjualan satai cecek selama tujuh tahun di Pasar Jepara II yang beralamat di Jobokuto, Kecamatan Jepara Kota. Dia baru berjualan satai ini dari pukul 09.00 WIB sampai 13.00 WIB. Kebanyakan orang yang datang membeli adalah para penjual di pasar atau mereka yang berbelanja di pasar tersebut.

Satai cecek seringkali dipadukan dengan horog-horog. (Rri/Roshia Martiningrum)

Jika satai pada umumnya dimakan dengan ketupat, lontong, atau nasi, satai cecek dimakan dengan horog-horog, semacam jajanan khas Jepara yang terbuat dari tepung aren. Penganan ini kabarnya muncul sejak zaman Jepang dan dijadikan pengganti sumber karbohidrat saat beras langka, Millens.

“Saya memang menyediakan horog-horog. Kalau beli per porsi yang isinya horog-horog sama satai cecek, saya patok harganya Rp5 ribu. Kalau cuma beli satai cecek, harganya Rp1 ribu per tusuk,” lanjut Endang.

O ya, kalau kamu cermat, wadah satai cecek biasanya adalah daun jati. Kamu tahu sendiri kan kalau penganan yang disimpan di dalam daun jati punya aroma dan rasa yang unik? Duh, jadi makin penasaran ya mencobanya.

“Saya sudah suka dengan satai cecek dan horog-horog sejak kecil. Cocok dan sedap rasanya. Jadi kalau saya belanja di pasar, pasti saya beli,” ungkap salah seorang pelanggan yang kerap membeli satai cecek di lapak Endang, Ikhsan.

Wah, jadi makin penasaran dengan rasa satai cecek. Kalau ke Jepara, yuk kita mampir dan mencicipinya, Millens! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024