BerandaKulinary
Selasa, 26 Jul 2021 15:10

Belasan Topping di Nasi Goreng Padang Bangjo, Wajib Coba bagi Penyuka Rempah

Dua porsi Nasi Goreng Padang Bangjo dengan topping telur dan babat (kiri) serta telur dan ayam (kanan) yang siap memanjakan lidah para konsumen. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Nasi Goreng Padang Bangjo telah dikenal masyarakat Kota Semarang sejak 2007. Nggak lekang oleh waktu, rumah makan legendaris ini juga punya menu baru yang nggak kalah menggoda. Hm, gimana rasanya ya?

Inibaru.id – Nasi Goreng Padang Bangjo bukanlah nama baru di kancah perkulineran Kota Semarang. Nama ini adalah jaminan mutu, yang telah dikenal sejak 2007 silam. Bagi pencinta kuliner berempah yang pedas, pantang sekali melewatkan menu yang satu ini saat berkunjung ke Kota Lunpia.

Rumah makan ini berlokasi di tempat yang cukup strategis, yakni di kawasan sekitar Stasiun Poncol, tepatnya di Jalan Hasanuddin No 8 Plombokan, Semarang Utara, Kota Semarang. Selain Nasi Goreng Padang yang menjadi menu andalan, tempat tersebut juga menyediakan nasi goreng Thailand dan Arab.

Baik nasi goreng Padang, Thailand, maupun Arab, dikenal publik lantaran bumbunya yang kaya rempah. Berbeda dengan kebanyakan nasi goreng yang didominasi rasa bawang putih dan merah, nasi goreng yang kini dikelola Suryo Dewo Priambodo ini menggunakan racikan bumbu yang jauh berbeda.

Suryo atau yang lebih akrab disapa Deden mengatakan, penemuan Nasi Goreng Padang yang kini jadi andalan di tempatnya sejatinya terjadi tanpa disengaja. Lelaki berkacamata itu mengatakan, ayahnya suatu ketika diminta bikin nasi goreng oleh adik perempuan Deden yang kala itu masih kecil.

"Pas di dapur, adanya bumbu masakan Padang, karena waktu itu Bapak jualan makanan Padang," terang Deden serius. "Ya, sudah, dibuatlah nasi goreng dengan bumbu yang kaya rempah itu."

Setelah jadi dan disajikan, adik perempuannya keheranan kemudian bertanya kenapa nasinya berwarna kuning. Namun, di saat bersamaan, dia juga mengatakan bahwa nasi goreng tersebut memiliki cita rasa yang unik sekaligus enak.

Sejak saat itulah Mashuri Bambang Permadi, pendiri Nasi Goreng Bangjo sekaligus ayah dari Deden, mulai melakukan percobaan demi percobaan untuk membuat nasi goreng kaya rempah itu. Deden mengatakan, bapaknya berkali-kali gagal, bahkan sampai menghabiskan bumbu dan nasi yang ada.

Dititipkan ke Angkringan

Suasana indoor warung Nasi Goreng Padang Bangjo. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Setelah menemukan resep yang dicari, Deden mengungkapkan, ayahnya mulai membagikan tester nasi goreng ke tetangga dekat rumah. Respons positif didapatkan. Orang-orang yang menjajal nasi goreng itu mengatakan nasi gorengnya enak. Mereka bahkan memberi nama: nasi goreng Padang.

Setelah mendapat respons positif, Ayah Deden pun kemudian mulai menjualnya dalam bentuk nasi bungkus dan menitipkannya ke berbagai angkringan di Kota Semarang.

“Pertama, nasi gorengnya model bungkusan. Sekali ngedrop (nasi goreng Padang), cepat habis. Bahkan, banyak warung yang minta tambah stok,” kenang Deden.

Lelaki penyuka minuman berbahan coklat itu pun kemudian mulai bercerita gimana sang ayah memutuskan untuk membuka kedai nasi goreng sendiri. Ayahnya yang menyetok nasi goreng pada sore hari mulai berpikir, nasinya nggak bakal hangat kalau hingga tengah malam. Nah, di situlah ide tercetus.

“Kami pikir, kalau nasi goreng dimakan malam, pelanggan nggak bakal dapat yang baru alias sudah dingin. Kami pun mulai berpikir bikin warung, biar konsumen bisa makan nasi goreng yand dimasak dari wajannya langsung,” ungkap Dede, menerangkan ihwal berdirinya Nasi Goreng Padang Bangjo.

Tepat pada Desember 2007 Nasi Goreng Padang Bangjo berdiri. Kenapa "Bangjo"? Deden mengatakan, selain nasi goreng, tempatnya juga menjual sejumlah menu, salah satunya ayam goreng yang disajikn lengkap dengan dua sambal, yakni sambal abang (merah) dan ijo (hijau).

"Nah, jadilah 'bangjo', dari kata sambal abang dan ijo," terang Deden.

Jauh Lebih Luas

Suryo Dewo Priambodo atau yang akrab disapa Deden, pemilik genarasi kedua dari warung Nasi Goreng Padang Bangjo. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Saat pertama berdiri, warung tersebut nggak seluas sekarang. Hanya separuhnya. Namun, setelah sempat terbakar pada 2013 silam, ayah Deden mulai melakukan ekspansi dengan menggabung bangunan di sebelahnya hingga menjadi satu rumah makan yang jauh lebih luas.

Selain tempatnya yang kian luas, sejatinya nggak banyak yang berubah dari rumah makan legendaris ini. Nasi Goreng Padang Bangjo masih buka mulai pukul 15.00 dan tutup pada 22.00 WIB. Hampir tiap hari tempat tersebut juga selalu dikunjungi para pelanggannya.

Kendati saat ini rumah makan tersebut sudah dikelola sepenuhnya oleh Deden, kalau beruntung, kamu juga masih bisa menjumpai Bambang, ayah Deden sekaligus generasi pertama penjual nasgor kaya rempah ini, yang memasak langsung menu untuk para pelanggannya.

"Bapak memang begtu, berprinsip pada usaha yang dijalankannya. Jadi, ya, masih suka turun langsung ke urusan operasional," terang Deden, lalu tersenyum lebar.

Lantaran mendapat pengawasan langsung dari ayahnya, Deden merasa bahwa kualitas tiap menu yang disajikan di Nasi Goreng Padang Bangjo nggak bakal banyak berubah. Rasanya tetap sama. Dari segi harga, nasi goreng di sana juga nggak banyak mengalami kenaikan.

Oya, seporsi nasi goreng di rumah makan ini dibanderol mulai Rp 14 ribu. Ini untuk menu nasgor satu topping. Sementara, harga termahal adalah Rp 65 ribu, berupa Nasi Goreng Padang Super-Spesial yang berisikan berbagai macam topping yang bikin nasi gorengnya sampai nggak kelihatan.

Untuk topping-nya, kamu bisa berbagai varian yang disediakan, mulai dari telur, ati ampela, bakso, cumi, udang, nanas, keju mozarella, dan lain-lain. Secara keseluruhan, ada sekitar 15-17 varian topping yang bisa kamu pilih, lo!

Terkena Imbas Pandemi

Mie ayam rempah, salah satu menu baru dari warung Nasi Goreng Padang Bangjo. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Pandemi Covid-19 yang menghancurkan ekonomi hampir seluruh lini kehidupan di dunia juga turut berdampak pada omzet Nasi Goreng Padang Bangjo belakangan ini. Hal tersebut dikeluhkan langsung oleh Deden.

Rumah makan yang sebelum pandemi bisa menjual 300-400 porsi saban weekday dan 400-500 pada weekend, kini hanya mampu menjual 130-an porsi pada weekday dan 190-an piring kala akhir pekan. Terkait hal ini, Deden mengaku merasa sedih. Namun, dia tetap berpikir positif.

“Asal berusaha dan berdoa, Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita," ujarnya, bijak. "Para pelanggan yang sudah suka nasi goreng di sini pasti akan balik lagi ke sini.”

Berbeda dengan sebelumnya, Nasi Goreng Padang Bangjo memang tempak lebih lengang selama pandemi. Kalau pun ada pengunjung, biasanya mereka adalah para driver ojol. Agaknya sebagian pelanggan memang memanfaatkan layanan daring di tempat tersebut.

Buat kamu yang suka masakan berempah, wajib banget menjajal berbagai menu di Nasi Goreng Padang Bangjo. Selain aneka topping, kamu juga bisa memilih tingkat kepedasan nasi gorengmu, lo, Millens! Jadi, selamat mencoba! (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024