BerandaJalan-jalan
Minggu, 26 Agu 2017 17:57

Promosi Wisata, Selancar Layang dan Angin Kembali Digelar di Tabuhan Banyuwangi

Kiteboarding di Tabuhan Banyuwangi. (Foto: Pedoman Wisata )

Promosikan wisata Banyuwangi, Pemerintah Daerah adakan lagi Selancar Layang dan Selancar Angin yang diikuti oleh 13 negara.

Inibaru.id - Kiteboarding atau selancar layang akan menjadi bagian paling menarik dalam ajang promosi wisata pantai yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai hari ini hingga besok, 26-27 Agustus 2017.

Dihelat di pulau eksotik nan indah, Tabuhan, sebanyak 13 negara direncanakan turut ambil bagian dalam ajang promosi yang dikemas dalam olahraga (sport tourism) ini. Selain selancar layang, selancar angin juga akan menjadi bagian dari acara tersebut.

"Ajang bergengsi ini akan diikuti 50 peselancar layang dan angin profesional dari 13 negara. Mulai dari Belanda, Thailand, Malaysia, Austria, Italia, Australia, Spanyol, dan New Zealand. Tak ketinggalan juga dari Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Prancis, dan tuan rumah Indonesia," ungkap Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis (24/8) lalu sebagaimana dilansir dari Antara.

Baca juga: Wah, Purwakarta Bakal Punya Hotel Gantung Tertinggi di Dunia

Ajang International Kite and Wind Surfing Competition tersebut digelar di Pulau Tabuhan, pulau tak berpenghuni yang terletak di sisi timur Banyuwangi.

Anas mengatakan, sport tourism menjadi salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata daerah yang kini digencarkan oleh Banyuwangi.

"Sport tourism efektif untuk mendorong wisata. Jadi kita dapat dua manfaat. Pertama, kunjungan atlet dan wisatawan penggemar sport tourism, dalam hal ini olahraga air. Kedua, promosi destinasinya, yaitu Pulau Tabuhan," ujar Anas.

Pulau Tabuhan merupakan pulau kecil dengan hamparan pasir putihnya dan keindahan terumbu karang di sekitarnya yang masuk Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

Hanya diperlukan waktu 20 menit untuk menuju ke pulau itu dengan menggunakan perahu motor. Pulau Tabuhan dikenal memiliki angin yang cocok untuk digelar selancar layang dan selancar angin.

Anas menambahkan, selain sebagai ajang promosi wisata, ajang tersebut juga menjadi instrumen daerah untuk menggerakkan perekonomian warga.

"Kalau Pulau Tabuhan menjadi destinasi selancar layang dunia, geliat perekonomian akan ikut terdongkrak karena pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Masyarakat bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif, seperti produksi suvenir, kuliner, jasa travel, dan jasa penunjang lainnya," tuturnya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Banyuwangi Wawan Yadmadi mengatakan International Kite and Wind Surfing Competition ini merupakan kali kedua digelar di Banyuwangi.

Ajang ini melombakan kategori racing (maraton), trapezoid, speed trial, dan freestyle and bigjump exhibition.

"Kami bersinergi dengan Banyuwangi Bangsring Breeze, Bali Kite Surfing School, dan Dragoon Yacht," kata Wawan.

Baca juga: Kawah Ijen Sebentar Lagi Punya Kereta Gantung

Race Organizer Kite and Wind Surfing Competition, Iwan Syahlani mengatakan, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain selancar layang dan angin karena lautnya tanpa ombak besar.

"Posisinya juga tepat pada jalur arus angin terkencang. Angin keras selalu ada setiap saat dengan kecepatan 25 knot, tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali," ujarnya.

Selancar layang adalah olahraga air yang mengombinasikan selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam. Para atlet di papan selancar dihubungkan dengan layang-layang paralayang.

Adapun selancar angin adalah olahraga dengan memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air. (GIL/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024