BerandaIslampedia
Selasa, 14 Agu 2017 13:12

Toleransi Beragama di Indonesia Undang Decak Kagum Warga Asing

Keberagaman beragaman. (Foto: damailahindonesiaku.com)

150 pemuda yang berasal dari berbagai negara sepeti Kolombia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Amerika Serikat yang mengikuti program Global Peace Youth Interfaith Assembly 2017 tertarik dengan keberagaman di Indonesia, terutama keberadaan beragama.

Inibaru.id - Keberagaman budaya dan agamanya merupakan salah satu kekayaan dan kebanggaan yang di miliki Indonesia. Bagaimana tidak, dari lebih dari 250 juta penduduk di tanah air, kita bisa menemukan setidaknya 1,340 suku dan 6 agama resmi yang berbeda. Meskipun berbeda-beda, masyarakat tanah air dikenal luas sebagai masyarakat yang toleran dan kerap saling bergotong-royong.

Menariknya lagi, toleransi beragama di tanah air ternyata sangat menarik perhatian bagi warga asing. Hal ini diakui setidaknya 150 pemuda yang berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, Kolombia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Amerika Serikat yang mengikuti program Global Peace Youth Interfaith Assembly 2017. Kegiatan yang diselenggarakan pada 6-7 Agustus lalu ini mengambil tema Rising Moral and Innovative Leaders for Peace and Development. Dalam acara ini, para peserta ini melakukan kegiatan berkeliling Jakarta.

Baca juga: 9 Cara Ini akan Selamatkan Anda Saat Berbelanja di Tanah Suci

Pada awalnya, para peserta ini diajak untuk menikmati Taman Mini Indonesia Indah, sebuah tempat yang menjadi miniatur berbagai budaya tanah air. Melihat betapa beragamnya budaya di Indonesia, para peserta ini mengaku takjub. Bahkan, rasa takjub ini makin bertambah tatkala mereka melihat secara langsung hewan maskot tanah air yang sudah sangat mendunia yakni komodo. Para peserta yang biasanya hanya melihat hewan ini di televisi pun mengaku merasa takjub melihat kegagahan salah satu reptil berukuran besar ini.

Tak hanya keberagaman kebudayaan dan fauna, para peserta pun kemudian menikmati keberagaman rumah ibadah di Indonesia. Para peserta ini begitu antusias untuk mengetahui budaya yang dilakukan di dalam tempat ibadah tersebut masing-masing. Selain itu, mereka juga tertarik untuk mengetahui tentang bagaimana masyarakat Indonesia tetap memperhatikan keharmonisan dalam kehidupan beragama dan kehidupan sehari-hari.

Salah satu peserta, Mr. Cho, mengaku jika dirinya sangat kagum dengan masyarakat Indonesia. Dia heran sekaligus tak mengerti bagaimana masyarakat yang bisa saja tinggal berdekatan dan beribadah dengan cara yang berbeda-beda namun tetap bisa menghargai satu sama lain. Dia menambahlan bahwa hal ini tentu akan sangat sulit untuk dilakukan di negara lain. Namun, sepertinya masyarakat Indonesia bisa melakukannya dengan tenang.

Baca juga: Ini Fakta! Bank Pertama di Saudi untuk Tabungan Orang Indonesia

Peserta lain dari Amerika Serikat juga mengakui jika Indonesia memang sangat unik dengan keberagamannya. Ia pun sengaja mengikuti kegiatan ini hanya untuk mengetahui lebih dalam tentang berbagai budaya dan kepercayaan yang dianut masyarakat Indonesia.

Selain mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral, para peserta ini juga mendapatkan berbagai penjelasan dan pengetahuan tentang sejarah dan berbagai ritual keagamaan. Para peserta pun banyak yang mengangguk-angguk dengan rasa kagum melihat kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang sangat luar biasa ini.

Peserta kegiatan ini yang berasal dari dalam negeri sendiri mengaku sangat bangga jika keberagaman dan toleransi beragama di tanah air diakui dan bahkan dikagumi warga asing. Mereka pun bertekad untuk memelihara toleransi ini agar Indonesia bisa menjadi negeri yang semakin indah dengan berbagai keberagamannya. (AS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024