BerandaIslampedia
Senin, 24 Des 2017 17:48

Sebelum Columbus, Islam Sudah Ada di Amerika

Muslim Amerika berdemo menentang Islamafobia. (Getty Images/commondreams.org)

Kebijakan Donald Trump yang sebagian besar anti-Islam melupakan fakta bahwa Islam sudah ada di Benua Amerika sebelum ditemukan Columbus. Itu artinya sebelum negara yang dipimpin Trump berdiri.

Inibaru.id -  Sebelum heboh klaim Trump soal Yerusalem yang sudah ditolak Dewan Keamanan PBB, presiden kontroversial itu sempat melarang orang Islam datang ke Amerika Serikat (AS). Kebijakan itu pun sudah nggak berlaku karena dibatalkan oleh hakim agung Mahkamah Agung Federal.

Bagaimana sebenarnya Islam di Negeri Paman Sam itu?

Faktanya, Islam berkembang begitu pesat di AS. Menurut data Council on American-Islamic Relations, sebuah lembaga advokasi Islam terkemuka, seperti dikutip Republika.co.id (21/12/2017), jumlah umat Islam di sana sudah mencapai 7 juta jiwa. Nggak heran bahwa John L Esposito memperkirakan pada masa mendatang jumlah pemeluk Islam akan mengalahkan populasi Yahudi.

Sobat Millens, sebenarnya Islam merupakan salah satu agama penting bagi orang-orang Amerika. Itu menurut Esposito dalam Ensiklopedi Oxford. Mau bukti? Umat Islam di Amerika telah memiliki sekitar 2.300 lembaga dan organisasi, 1.300 masjid, pusat kajian Islam, serta sekolah. Umat Islam pun telah berperan besar dalam membangun Amerika.

Nggak termungkiri, Islam bukanlah agama yang baru berkembang di Amerika. Bahkan, Islam telah lebih dulu hadir di Dunia Baru (julukan yang diberikan oleh Christoforus Columbus untuk benua Amerika) sebelum negara adidaya itu terbentuk. Jauh sebelum penjelajah asal Spanyol itu tiba di Benua Amerika, Islam telah hadir di daratan itu.

Baca juga:
Muslim Uruguay, Minoritas Tanpa Tekanan
Geliat Dakwah Ponpes Assalam di Pedalaman Kutai Barat

Lalu sejak kapan Islam hadir di Amerika?

Sejarawan muslim Abu Bakar Ibnu Umar Al-Guttiya mengisahkan, pada masa kekuasaan Khalifah Ummayah Spanyol bernama Hisham II (976 M -1009 M), seorang navigator muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar dari Kadesh pada bulan Februari 999 M menuju Atlantik. Dia berlabuh di Gando atau Kepulauan Canary Raya.

Ibnu Farrukh mengunjungi Raja Guanariga. Sang penjelajah muslim itu memberi nama dua pulau, yakni Capraria dan Pluitana. Ibnu Farrukh kembali ke Spanyol pada Mei 999 M.

“Nah, nggak perlu diragukan lagi, secara historis, kaum muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus menemukannya,” papar Fareed H Numan dalam American Muslim History: A Chronological Observation.

Sejarawan Ivan van Sertima dalam karyanya They Came before Columbus membuktikan adanya kontak antara muslim Afrika dengan orang Amerika asli jauh sebelum Columbus datang. Dalam African Presence in Early America, van Sertima menemukan fakta bahwa para pedagang muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Baca juga:
Wali Pitu dan Jejak Islam di Pulau Dewata
Menilik Kesucian Masjid Aqsha

Saat menginjakkan kaki di benua Amerika, papar Van Sertima, Columbus sempat mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam. Menurut dia, Columbus juga tahu bahwa muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara.

Yang pasti, Millens, perkembangan Islam di Amerika memang mengalami masa pasang surut. Jadi, ide gila Trump yang Islamafobia nggak beralasan banget kalau lihat sejarah dan peran orang Islam di AS. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024