BerandaIslampedia
Jumat, 19 Okt 2017 13:06

Benarkah Lafal “Allah” di Kain Viking Itu?

Potongan kain bangsa Viking yang disebut-sebut berhiaskan tulisan “Allah” dalam huruf Arab. (Uppsala University/Annika Larsson)

Lafal “Allah” yang baru-baru ini ditemukan dalam kain Viking dibilang keliru. Mana yang benar?

Inibaru.id – Baru-baru ini muncul sebuah temuan: ada tulisan “Allah” yang merupakan Tuhan umat Islam dalam kain yang dikenakan seseorang yang diduga berasal dari bangsa Viking. Adalah Dr Annika Larsson yang mengklaim temuan tersebut. Namun, temuan ini disanggah Stephennie Mulder.

Annika Larsson merupakan peneliti arkeologi tekstil di departemen arkeologi dan sejarah kuno di Uppsala University, Swedia. Temuannya tersebut dimuat di laman resmi universitas pada 3 Oktober 2017.

Kain bertuliskan “Allah” dalam bahasa Arab tersebut ditemukan Larsson pada bordiran benang sutera dan perak yang ia dapatkan dari kuburan di Birka and Gamla Uppsala, Swedia. Kuburan tersebut diperkirakan telah ada sejak abad ke-9 dan ke-10.

Dilansir dari Beritagar, Rabu (18/10/2017), melalui 60 kicauan di Twitter, Stephennie Mulder mendebat keabsahan klaim hasil penelitian tersebut. Mulder mengatakan, kain itu tidak memuat kata “Allah”.

“Viking pernah berhubungan erat dengan dunia Arab. Kain ini? Tidak," tulisnya.

Mulder adalah associate professor seni dan arsitektur Islam di University of Texas, Austin, AS. Tentu saja sanggahan itu langsung menjadi perhatian besar, sebagaimana temuan kain tersebut.

Sebelumnya, tulisan "Allah" dalam kain yang dikenakan mayat laki-laki dan perempuan itu diberitakan berbentuk kaligrafi Kufi kotak. Namun, Mulder tidak sepakat. Larsson dianggapnya telah melakukan kesalahan yang amat mendasar.

Dalam rangkaian kicauannya, Mulder memaparkan ada tiga masalah besar dalam hasil penelitian Larsson tersebut.

Pertama, kaligrafi Kufi kotak baru digunakan pada arsitektur bangunan di Iran dan kawasan Asia Tengah pada abad ke-15. Sementara, kain yang dimaksud berasal dari abad ke-10. Hingga saat ini, menurut Mulder, bukti Kufi kotak tertua yang telah ditemukan berasal dari akhir abad ke-11.

Kedua, kalaupun ternyata Kufi kotak memang sudah dikenal pada abad itu, tulisan yang diklaim membentuk kata "Allah" tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya tertulis dalam huruf Arab. Kata "Allah" seharusnya dimulai dengan huruf alif yang terpisah, diteruskan dengan dua lam dan diakhiri ha.

Sedangkan tulisan itu diawali dengan tiga huruf lam, berakhir dengan ha. Jadi lebih tepat dibaca "Lllah", yang tak ada artinya dalam bahasa Arab. Selain itu, tulisan huruf "ha" dengan bentuk seperti kait di atasnya baru lumrah digunakan pada abad ke-15.

Ketiga, tidak ada huruf “ha” pada tulisan yang diklaim berlafal “Allah” itu, melainkan sebagai hasil rekonstruksi. Maka, Mulder menyatakan, penemuan Larsson agaknya didasarkan pada prasangka, bukan keberadaan bukti nyata.

Menanggapi kritik Mulder, kepada The Independent Larsson menyatakan penemuan tersebut tidak diragukan lagi berasal dari Era Viking. Kufi yang serupa, menurut Larsson, juga ditemukan pada pita kain dari Spanyol.

"Walaupun karakter-karakter itu seharusnya diinterpretasikan sebagai kata 'Lllah', ia tetaplah kaligrafi Kufi. Dan saya diberi tahu para ahli bahasa Arab bahwa huruf itu tetap merujuk pada kata 'Allah'," tegas Larsson. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024