BerandaIslampedia
Jumat, 19 Apr 2018 08:02

Geliat Islam dalam Pendirian Kabupaten Kendal

Pendapa di area Makam Sunan Katong. (Mapio.net)

Berdirinya Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, memiliki korelasi dengan kisah penyebaran Islam di daerah tersebut. Yuk, simak kisah mengenai Sunan Katong dan Empu Pakuwaja ini.

Inibaru.id – Dari sekian banyak kisah yang diturunkan secara lisan dari masa ke masa, ada satu cerita menarik di balik berdirinya Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Cerita yang berkaitan dengan penyebaran Islam di Kendal ini melibatkan seorang tokoh penyebar agama Islam bernama Batara Katong atau Sunan Katong.

Suatu ketika, Sunan Katong dan rombongannya sampai di Kaliwungu. Mereka sempat berada di daerah yang dulu disebut Pegunungan Penjor atau Pegunungan Telapak Kuntul Melayang. Wali Joko, seorang murid Sunan Kalijaga dan Kiai Gembyang, seorang ulama penyebar agama Islam juga ada dalam rombongan ini.

Sepanjang perjalanan mereka, nggak ada hambatan berarti yang mengadang. Memasuki wilayah Barat, ada seorang tokoh Hindu yang mempersulit mereka. Konon, sosok itu dikenal dengan nama Suramenggala atau Empu Pakuwaja. Dia ahli pembuat pusaka yang dulunya merupakan petinggi kadipaten di bawah Kerajaan Majapahit.

Sunan Katong dan Empu Pakuwaja bersitegang. Kemudian, Pakuwaja menyerukan kalimat untuk menantang Sunan Katong. Pakuwaja bertaruh, bahwa jika Sunan Katong mampu mengalahkannya, dia bersedia memeluk agama Islam dan menjadi murid Sunan Katong.

Baca juga:
Jejak Akulturasi di Masjid Agung Demak
Sebelum Masjid Agung Demak, Berdirilah Masjid Sekayu

Dua tokoh dengan kekuatan hebat itu pun bertarung habis-habisan. Diselingi dengan adu kekuatan batin, pertarungan mereka nggak mudah untuk diikuti oleh mata awam. Keduanya saling mengejar selama berjam-jam. Arena pertarungan meluas, hingga di darat dan di air.

Selama pertarungan tersebut, Pakuwaja nggak bisa menang. Lama-lama, dia pun berniat untuk bersembunyi agar bisa berhenti dari pertarungan. Ada sebuah pohon besar berlubang yang dijadikan tempat persembunyian olehnya.

Eits, tetapi Sunan Katong pun nggak lantas berdiam diri. Dengan mengeluarkan ilmu yang dimiliki, Sunan Katong bisa menemukan Pakuwaja yang lalu menyerah dan memenuhi janjinya. Dia masuk Islam dan menjadi santri Sunan Katong. Selanjutnya, Pakuwaja tinggal di Desa Getas, Kecamatan Patebon dan di padepokan di Perbukitan Sentir.

Oya, untuk menghargai Pakuwaja sebagai mantan petinggi kerajaan, Sunan Katong mengubah namanya menjadi Pangeran Pakuwaja.

Asal-usul Kendal

Nah, kamu perlu tahu nih, Millens, pohon yang dijadikan tempat persembunyian oleh Pakuwaja itu diberi nama Sunan Katong “pohon kendal” yang berarti penerang. Wilayah di sekitar pohon tersebut disebut Kendalsari. Sementara, sungai yang menjadi saksi pertarungan keduanya dinamai Kaliwungu, seperti ditulis laman kompasiana.com (5/1/2016). Kaliwungu memiliki arti sungai yang berwarna ungu karena dialiri oleh darah bekas pertempuran.

Baca juga:
Mbah Bantarbolang, Ki Pandan Jati, dan Jejak Islam di Pemalang
Keteladanan Syekh Nahrawi, Ulama Besar Makkah dari Indonesia

Memang betul, banyak versi lain yang menceritakan asal-usul Kendal. Salah satunya adalah kisah bahwa Kendal sudah ada sejak agama Hindu berkembang di Kendal. Konon, kata “kendal” berasal dari kata Kendalapura.

Tetapi, catatan Babad Tanah Jawi yang linear dengan nama pohon dan kisah Sunan Katong ini lebih banyak dipercaya oleh masyarakat. Mengutip vivanews.com (17/6/2015), catatan-catatan pendukung sejarah bahkan ada yang disimpan oleh Universitas Leiden, Belanda.

Kamu juga bisa mengunjungi Makam Sunan Katong dan Pangeran Pakuwaja di Kaliwungu.(IB08/E02)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: