BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 20 Jan 2020 12:25

Tekad Bulat Herdian Lestarikan Wayang Potehi

Herdian Chandra Irawan, dalang wayang potehi dari Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Herdian Chandra Irawan, adalah putra dari seorang dalang legendaris Wayang Potehi yakni Thio Tiong Gie. Meski merasa dirinya banyak kekurangan namun dengan tekad bulat dia berupaya melestarikan wayang potehi. <br>

Inibaru.id - Saya berinisiatif menemui Herdian Chandra Irawan, salah seorang dalang wayang potehi dari Semarang pada Sabtu (18/1) sore di acara Pasar Imlek Semawis Pecinan, Kota Semarang. Dia merupakan anak dari Thio Tiong Gie, Dalang legendaris Wayang Potehi yang sudah wafat pada 24 Agustus 2014 silam.

Saat itu pentas sedang jeda. Saya bertemu dan berbicara dengan Herdian di panggung Wayang Potehi. Saat saya masuk ke panggung yang berlapiskan triplek merah tersebut ada sejumlah kru yang sedang bersantai di antara peralatan musik dan sejumlah Wayang Potehi yang digantung di atas seutas tali.

Herdian mengaku pada saya dia bukanlah pewaris yang baik. Dia menyadari masih banyak kekurangan saat mendalang. Pasalnya memang sebelum mendalang dia nggak melalui tempaan yang serius.

Wayang potehi. (Inibaru.id/ Audriaan F)<br>

“Waktu Papah masih menjadi dalang, saya itu bagian bongkar pasang panggung. Atau bisa dibilang pembantu umum lah. Bukan terkonsen menjadi dalang,” ungkap Herdian. “Nah, pasca-Papah meninggal di tahun 2014, waktu itu sementara dalang digantikan oleh Bambang dan Gesui. Sekarang keduanya nggak mendalang di Semarang,” tambahnya.

Mulai dari situ Herdian merasa tergerak. Dia terusik dengan barang-barang peninggalan ayahandanya. Kalau mau dijual, dia nggak tega. Tapi kalau dibiarkan saja juga sayang. Akhirnya dia mencoba belajar jadi dalang.

“Namun saya kan sempat mengamati bagaimana Papah kalau mendalang. Jadi nggak butuh waktu lama buat saya dalam belajar. Dan ya akhirnya nekat buat tampil. Karena ini juga menyangkut nama baik Papah. Masa ya anaknya nggak bisa jadi dalang?” Ujarnya.

Aksi Wayang Potehi. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Herdian sempat dikritik oleh Dr. Anton Suparno, M.H, seorang Antropolog dan peneliti Wayang Potehi. Menurutnya dalam mendalang Herdian nggak bisa ala kadarnya. Ditambah dia adalah pewaris tunggal dari Thio Tiong Gie. Jadi tradisi mendalang yang kuat itu harus diteruskan.

Memang Herdian sendiri mengaku kalau konsepnya mendalang banyak mengambil referensi dari Youtube. Bukan cerita-cerita silat yang ada di buku-buku.

“Soalnya ya sekarang kalau mau cari referensi susah. Bukunya sudah nggak ada. Narasumber yang mengerti cerita juga sudah nggak ada. Orang-orangnya sudah meninggal,” ucapnya.

Sebelum beralih menjadi dalang ini. Herdian sebetulnya punya sebuah grup barongsai. Nah, personel barongsainya inilah yang diangkut dalam mementaskan Wayang Potehi.

“Mereka basicnya kan sudah bisa musik dalam permainan barongsai. Jadi tinggal diolah saja di sini. Beberapa juga ada yang saya latih jadi dalang,” pungkasnya.

Wayang Potehi di tengah keramaian Pasar Imlek Semawis. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Meskipun banyak kekurangan, Herdian telah banyak mengajarkan Wayang Potehi ke sejumlah pemuda khususnya kelompok barongsainya tadi. Kata Herdian kurang lebih muridnya hampir 10 orang. Bahkan beberapa kali dia mensosialisaikannya di sejumlah sekolah.

“Saya sudah terlanjur basah. Maka dari itu saya bertekad untuk lebih mengembangkannya terus. Termasuk membina para pemuda itu. Ya meskipun kadang mereka masih angin-anginan,” ucap Herdian.

Saya bertemu Herdian beberapa jam setelah mendengar Anton Suparno melontarkan kritikannya kepada Herdian di acara diskusi “Quo Vadis Wayang Potehi”. Namun, setelah saya berbicara langsung dengan Herdian, mendengar tekad dan upayanya melestarikan Wayang Potehi, saya anggap kritikan itu nggak penting. Kalau menurutmu gimana, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: