Inibaru.id - Meski keberadaannya kontroversial dan sering dituding sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan, nyatanya rokok masih jadi komoditas yang sulit dihilangkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut data per 2018 lalu saja, terungkap bahwa 316,1 miliar batang rokok terjual di Indonesia. Jumlah ini meningkat dari penjualan rokok tahun 2017 yang mencapai 238 miliar batang.
Pasar rokok yang tinggi membuat inovasi di dunia kretek Indonesia pun terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memakai bahan baku lainnya. Yang terbaru adalah penggunaan daun talas sebagai pengganti tembakau, Millens.
Inovasi ini muncul dari Agus Pabekti, warga Desa Sukoharjo, Pabelan, Kabupaten Semarang. Dia mulai mengolah daun talas sebagai bahan tembakau sejak 2019 lalu.
Sebenarnya, ide memakai daun talas ini nggak murni berasal dari dirinya. Laki-laki berusia 43 tahun ini mengaku mendapatkan informasi tentang tanaman pengganti tembakau ini dari Pandeglang, Jawa Barat. Setelah melakukan pengecekan, termasuk tentang cara budidaya tanaman yang berjenis talas beneng (xanthosoma undipes) tersebut, Agus pun mulai memantapkan hati menanamnya di lahan nggak produktif.
Mengapa di lahan nggak produktif? Alasannya sederhana, yaitu karena dia masih coba-coba. Lagipula, dia belum tahu harus menjual ke mana hasil talas beneng yang dia tanam nantinya. Agus dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Berkah Jaya yang ada di Dusun Kalangan ini kemudian berusaha untuk meracik sendiri hasil panen daun talas beneng menjadi rokok.
“Kita saat itu tahunya (hanya bisa dijadikan) rokok dan mencoba meraciknya sendiri, ternyata bisa,” ucap Agus sebagaimana dilansir dari Tribunnews, Kamis (17/11/2022).
Ekspor ke Australia
Berkat pemasaran online yang tepat, inovasi bahan rokok dari daun talas ini ternyata mendapatkan minat dari Australia. Saat pandemi Covid-19 baru memasuki Indonesia, dia mengirim satu sampel bahan rokok daun talas ke Negeri Kanguru tersebut. Setelah itu, dia mengirim empat kontainer besar. Ekspor ini masih berlanjut hingga sekarang.
“Sampai sekarang kami sudah mengirim daun talas beneng yang sudah dirajang dan dikeringkan ke Australia sebanyak 6 ton,” ungkap Agus sebagaimana dilansir dari RRI, Rabu (9/11).
Peminat bahan rokok dari daun talas nggak hanya dari luar negeri. Agus mengaku salah satu produsen rokok dalam negeri sudah mengontaknya. Tapi, dia masih dalam tahapan negosiasi agar para petani talas beneng di daerahnya mendapatkan untung dari kerja sama ini.
“Saat ini, kami masih komunikasi dengan sebuah pabrik rokok nasional untuk menyepakati kuota dan harganya,” jelasnya.
Omong-omong, harga daun talas beneng yang dijadikan bahan rokok ini mencpai Rp20 ribu – 26 ribu per kilogram. Harga ini dianggap cukup menguntungkan bagi petani. Meski begitu, Agus mengaku nggak berhenti menjadikan daun talas ini sebagai bahan rokok konvensional saja. Soalnya, dia juga baru menemukan inovasi lain dari tanaman ini, yaitu dijadikan bahan shisha atau teh.
“Soal teh dan shisha ini, risetnya kami lakukan dengan kerja sama dari perusahaan dari Kanada dan Dubai,” ujarnya.
Menarik juga ya inovasi bahan rokok dari daun talas ini, Millens. Kamu mau menjajal rokok, shisha, atau tehnya? (Arie Widodo/E10)