BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 9 Jul 2019 13:22

Lampaui Batas, Roemah Difabel Latih Anggotanya Jadi Manusia Berdaya

Noviana Dibyantari bersama beberapa anak didiknya di Indonesia City Expo 2019 di Lapangan Simpang Lima, Rabu (3/7). (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Siapa bilang orang-orang difabel nggak bisa berkarya? Di Roemah Difabel ini, mereka dilatih mendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti apa cerita mereka?

Inibaru.id - Ada yang berbeda saat saya berkunjung ke Indonesia City Expo 2019 di Lapangan Simpang Lima beberapa hari lalu. Di antara berbagai stan dengan hiasannya yang meriah, ada satu stan di bagian paling ujung yang bikin saya penasaran. Jauh dari kata heboh, di stan ini hanya ada perempuan berjilbab yang sedang menyulam serta laki-laki di sampingnya yang sedang meraba-raba piano.

Pianis jebolan Roemah Difabel yang seorang tuna netra. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Penasaran, saya langsung mendekat. Tertulis Roemah Difabel di atas stan berukuran sekitar 3x2 meter tersebut. Beberapa baju batik, mainan anak-anak serta aksesori lainnya turut dipajang. Masih termangu, perempuan paruh baya dengan rambut memutih itu menyapa saya. “Monggo, Mbak dilihat-lihat,” katanya menawarkan produk yang ada di stan tersebut.

Dialah Noviana Dibyantari. Inisiator dan founder Roemah Difabel yang kini aktif ikut berbagai pameran. Di dalam stan, saya melihat beberapa orang dengan alat bantu jalan ikut menyambut saya. Ternyata, beberapa orang ini adalah anak didik Noviana yang kini sudah berdaya.

Karya Difabel

“Ini karya dari teman-teman difabel, Mbak,” kata Noviana yang bikin saya terkejut. Yap, teman-teman dengan berbagai keterbatasan inilah yang membuat berbagai produk ini. Menurutnya, Rumah Difabel bukan hanya komunitas, namun adalah tempat belajar. “Beberapa orang sudah berkarja jadi penulis atau produksi berbagai rajutan, suvenir, lukisan, dan lain-lain,” tambah Noviana.

Berbagai produk karya difabel yang ikut dipamerkan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Dengan segala ketelatenannya, Noviana menggarap Roemah Difabel sejak April 2014 yang lalu. Selama 2 tahun pertama, dia sempat nggak punya tempat untuk menampung puluhan orang yang ingin bergabung di komunitasnya. Ini tentu sedih untuk di ingat. Namun saat ini Noviana bisa tersenyum, sudah banyak difabel yang dia bantu agar berdaya secara ekonomi.

Menurut Noviana, terbentunknya komunitas ini berasal dari keprihatinan karena berbagai komunitas difabel hanya mewadahi satu jenis disabilitas saja. “Kami ingin merangkul semua dan dinamai Roemah Difabel, semua bisa masuk dan bergabung,” imbuhnya.

Suasana di depan stand Roemah Difabel. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Ida, salah seorang anak didik Noviana kini menjadi modiste yang menerima berbagai pesanan. Omzetnya pun nggak main-main. Selain menerima order satuan, dia juga seringkali menerima pesanan dalam partai besar. Benar saja, Rumah Difabel bukan hanya jadi tempat berkumpul tapi sungguh bisa memberikan manfaat untuk anggotanya. Sesuai jargonnya, Rumah Inspirasi, Kreativitas, dan Solusi.

Semoga kisah tentang Roemah Difabel menginspirasi ya, Millens? O ya, Kalau kamu berminta menjadi relawan, datang saja ke basecamp mereka di Jalan MT Haryono nomor 266 Semarang. (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024