BerandaInspirasi Indonesia
Senin, 15 Des 2019 10:00

Kisah Irfan Bagus Fahrudin, Berjuang Meraih Mimpi di Tengah Kegelapan

Irfan Bagus Fahrudin. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Menjadi penyandang disabilitas memang bukan hal yang mudah. Sampai saat ini masih ada diskriminasi bagi mereka yang mengalaminya. Meski begitu, kisah dari seorang tunanetra Irfan Bagus Fahrudin ini bisa memberimu inspirasi.

Inibaru.id - Laki-laki tunanetra itu kini usianya 21 tahun. Lahir dengan nama lengkap Irfan Bagus Fahrudin dia mengalami kebutaan bukan dari lahir. Musibah itu menimpa dirinya sejak tahun 2015 saat dia duduk di kelas 2 SMA. Duka ini sempat membuat hati dan pikirannya hancur, hingga akhirnya dia putus sekolah.

Musibah itu terjadi karena kebiasaan Irfan bermain gim hingga lupa waktu. Dahulu setiap pulang sekolah pukul dua siang, dia menghabiskan waktunya untuk bermain gim dan beradu dengan layar hingga pukul 3-4 subuh.

Irfan saat bercerita dengan teman-teman dari Rumah Nanas. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Sinar layar gim itu memberikan radiasi pada retinanya. Mata Irfan yang berwarna putih terdapat garis-garis petir, lama-lama memerah, hingga buta total. Dokter pun menyatakan sudah angkat tangan dan nggak bisa menyembuhkan.

“Semua berubah dengan signifikan, secara psikis saya sempat udah nggak ngerti. Karena kehilangan penglihatan itu kehilangan semuanya, kehilangan arah, kehilangan hidup,” kata Irfan yang dengan nada menyesal.

Siang itu ketika saya berbincang dengannya, Irfan menunjukkan saya bagaimana cara tunanetra mengoperasikan internet salah satunya Youtube. Dengan jari yang cekatan dia mengetik judul sebuah lagu dari Banda Neira yang populer di kalangan pencinta musik folk, "Sampai Jadi Debu". Setelah mendengarkannya sebentar, Irfan juga menunjukkan pada saya hasil puisi ciptaan dia yang dipersembahkan untuk sahabatnya.

Irfan berfoto bersama komunitas Rumah Nanas Semarang di sekreatariat Roemah Difabel. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Ketika saya bertanya, siapa sosok yang memotivasi Irfan untuk semangat, dia menjawab ada dua orang. Pertama seorang tunanetra bernama Hendra Pianoman dari Bandung yang bekerja di studio rekaman. Awal perjumpaan dia dengan Hendra ketika Irfan berkunjung ke Yogyakarta ketika Hendra ada tugas merekam. Saat itu Hendra memberinya semangat, menunjukkan jika tunanetra juga bisa. Bahkan datang dari Bandung ke Yogyakarta sendirian saja juga bisa.

"Sama satu lagi Aat, dia guru komputer di Yayasan Mardi Wuto dia itu yayasannya Rumah Sakit YAP yang di Jogja. Saya termotivasi oleh dua orang itu, yang satunya bisa komputer, satunya bidang musik," katanya.

Keinginan terbesar Irfan adalah ingin memiliki guru yang mengajarinya tentang DJ. Cita-citanya sendiri ingin menjadi DJ musik. DJ dipilih karena dia sangat suka dengan teknologi dan dia ingin bermusik dengan teknologi.

Irfan ingin membuktikan jika kaum disambilitas juga bisa. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Bahkan dia telah belajar secara otodidak di laptop aplikasi-aplikasi mendukung semacam JAWS dan NVDA. Irfan juga mencontohkan di luar negeri seperti di Kuala Lumpur, Malaysia, ada tunanetra yang menjadi DJ bernama DJ Eka.

“Yang ada di pikiran saya orang buta bisa ngapain sih? Terus sekarang ini orang tunanetra kerjaan pijat. Saya ingin mematahkan ini. Saya ingin out of the box, saya ingin membuktikan kalau tunanetra itu sebenarnya bisanya bukan cuma pijat. Jadi apapun sebenarnya bisa,” pungkasnya.

Saat ini pun Irfan masih menempuh pendidikan yang dulu tertunda dengan mengikuti Kejar Paket C. Semangat buat Irfan, semoga cita-citanya terkabul ya Millens. (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: