BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 4 Des 2025 11:01

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

Seruan patungan membeli hutan menggema di media sosial pascabencana di Sumatra. (Pandemictalks)

Salah satu penyebab bencana longsor dan banjir di Sumatra adalah deforestasi di Indonesia yang semakin ugal-ugalan. Warganet pun pengin mencegahnya dengan patungan membeli hutan agar hutan bisa tetap terjaga kondisinya.

Inibaru.id – Bencana longsor dan banjir di Sumatra yang memakan korban lebih dari 800 jiwa per Rabu (3/12/2025) masih jadi pembahasan publik. Nggak hanya soal besarnya dampak yang dialami hingga lambatnya bantuan datang bagi warga yang masih selamat, ada hal lain yang bikin warganet geram, yaitu deforestasi besar-besaran yang diyakini jadi salah satu penyebab mengapa bencana ini bisa memberikan dampak yang begitu mengerikan.

Dari video-video yang beredar di media sosial, terlihat begitu banyak gelondongan kayu yang ikut hanyut saat banjir bandang melanda. Hal ini sangat kontras dengan video banjir yang ada di Thailand atau Sri Lanka yang cenderung hanya menunjukkan aliran air keruh saja. Apalagi, di sejumlah video, terlihat gelondongan kayu yang menerjang sudah terpotong rapi.

Hal ini berdampak pada munculnya informasi-informasi tentang deforestasi di Indonesia yang semakin parah. Kalau menurut data Kementerian Kehutanan RI yang dirilis pada 20 Maret 2025 lalu, terungkap bahwa luas lahan berhutan di Tanah Air pada 2024 tercatat masih 95,5 juta hektare alias lebih dari 50 persen dari total daratan di Indonesia.

Sayangnya, menurut laporan Forest Watch Indonesia (FWI) pada 20 Juni 2025, deforestasi terus melaju kencang di Tanah Air. Dalam 10 tahun belakangan, setidaknya luas kehilangan hutan di Indonesia mencapai 12,5 juta hektare!

Selain untuk diambil kayunya, ada faktor lain yang bikin deforestasi terus merajalela seperti mengubahnya jadi perkebunan sawit, pertambangan, dan lain-lain. Mengingat hal ini sepertinya sulit dihentikan, warganet pun akhirnya berinisiatif untuk mencegah deforestasi ini dengan cara yang cukup menarik, yaitu menyerukan patungan membeli hutan.

Ide ini terpikirkan karena sudah ada contohnya. Contohlah, Aurelien Francis Brule alias Chanee Kalaweit, salah seorang WNI yang aslinya dari Prancis, membeli hutan di Kalimantan dan Sumatra demi memastikan hutan tersebut tetap terjaga dan membuat sejumlah satwa liar yang sudah langka seperti owa akhirnya tetap bisa hidup di habitatnya dengan aman.

Contoh kawasan hutan yang dikelola Kalaweit di Kalimantan. (Kalaweit.org)

Selain itu, ada juga Hutan Organik Megamendung yang digagas oleh Rosita Istiawan sejak 2000 di Bogor. Sejak kali pertama membeli lahan 1 hektare pada 1997, kini Rosita dan keluarganya mampu merawat hutan hingga seluas 30 hektare. Contoh lain adalah Hutan Kalekak yang ada di Bangka Belitung yang kini jadi sumber pangan, obat, hingga mata air bagi warga setempat.

“Saya sempet melihat seruan ini. Tapi belum benar-benar menemukan penggagas yang memastikan patungannya seperti apa atau lahan mana yang mau dibeli. Kalau pada akhirnya beneran ada yang menginisiasi, aku kayaknya bakal ikutan patungan walau bisanya baru sedikit,” ungkap warga lereng selatan Gunung Ungaran, Putra pada Kamis (4/12/2025).

Selain pengin ikutan aksi patungan membeli hutan, Putra sendiri sudah berusaha untuk berperan dalam kelestarian alam di lingkungannya. Selain ladang sayur dan mawar yang mereka garap, keluarga Putra masih memiliki sejumlah lahan kecil yang sengaja dibiarkan ditumbuhi pepohonan liar.

Memang, selain karena nggak punya waktu dan tenaga untuk mengurus lahan-lahan itu, keluarganya terpikir untuk membiarkannya saja untuk menjaga sumber air.

“Kebetulan di dekatnya ada sumber mata air. Kita sudah kepikiran mau menanam bambu, aren, atau beringin biar sumber airnya tetap melimpah. Tapi ya lahannya nggak besar, sementara lahan-lahan di sekitarnya sudah banyak yang dibuka untuk keperluan pertanian,” ucapnya.

Dia juga sebenarnya berharap kawasan hutan di dekat dengan puncak Ungaran tetap terjaga. Alasannya, kalau sampai rusak, dia khawatir bakal terjadi bencana seperti di Sumatra beberapa saat lalu.

“Dari Gedongsongo ke atas memang masih hutan ya. Tapi tetap saja kita khawatir kalau sampai alamnya dirambah juga, bisa bikin banjir atau longsor. Semoga saja bencana di Sumatra kemarin menyadarkan banyak orang di kawasan sini untuk lebih baik menjaga alam,” lanjut Putra.

Kalau kamu juga sudah punya kesadaran seperti Putra, bisa lo mengecek beberapa organisasi lingkungan yang membuka platform penggalangan dana untuk membeli lahan sebagai lokasi konservasi, hingga pemulihan hutan. Coba deh cek organisasi seperti Lindungi Hutan, Bumi Baik, hingga Hutan Itu Indonesia. Kamu bisa berdonasi ke sana, deh.

Yap, ide patungan membeli hutan ini patut untuk diapresiasi. Semoga saja ada wujud nyata dari ide ini demi memastikan hutan di Indonesia terjaga, dan ke depannya, bencana seperti longsor dan banjir di Sumatra yang mengerikan ini nggak akan terulang lagi. Setuju, kan, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: