inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Terus Ditebang, Mungkinkah Hutan Hujan Tropis Dipulihkan?
Kamis, 5 Jun 2025 15:48
Penulis:
Bagikan:
Penggundulan hutan di Indonesia sudah di tahap sangat mengenaskan. (Betahita)

Penggundulan hutan di Indonesia sudah di tahap sangat mengenaskan. (Betahita)

Jika sudah terlanjur gundul karena ditebangi, mungkin nggak ya hutan hujan tropis ditanami kembali dan pulih seperti sedia kala?

Inibaru.id - Meski dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia karena masih memiliki hutan hujan yang sangat luas, nyatanya Indonesia mengalami deforestasi alias penebangan hutan besar-besaran yang cukup memprihatinkan.

Kalau menurut informasi dari Digitani Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Februari 2025 lalu, merunut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan hujan tropis di Indonesia masih tersisa 126 juta hektare. Artinya, hutan hujan tropis di Indonesia mencakup 10 persen hutan hujan di seluruh dunia, dengan luasan terbesar ketiga setelah Brasil dan Kongo.

Masalahnya, kalau menurut lembaga pengawas hutan yang sudah eksis sejak 1997 Forest Watch Indonesia (FWI), deforstasi alias penggundulan hutan di Indonesia sudah di level yang sangat memprihatinkan. Mereka menyebut dari 2017 sampai 2021 lalu saja, per tahunnya 2,54 juta hektare hutan ditebang. Artinya, hutan yang setara dengan 6 kali luas lapangan sepak bola habis ditebang per menitnya.

Apa yang diungkap FWI diamini oleh rekan saya yang jadi pekerja bangunan di kawasan Muarawahau, Kalimantan Timur, Wartono. Dia mengaku kawasan di sekitar tempat tinggalnya yang dulu merupakan hutan kini sudah berubah jadi perkebunan sawit, Millens.

Masalahnya, nggak hanya bikin jenis pohon yang berdiri di kawasan yang dulunya adalah hutan berubah, penggundulan hutan ini bisa memberikan dampak lain yang cukup mengenaskan, lo.

Meski ditanami kembali, bukan berarti hutan hujan tropis yang sempat digunduli bakal bisa kembali pulih seperti sedia kala. (Kate Evans/CIFOR/courtesy Conservation International)
Meski ditanami kembali, bukan berarti hutan hujan tropis yang sempat digunduli bakal bisa kembali pulih seperti sedia kala. (Kate Evans/CIFOR/courtesy Conservation International)

"Kalau sampai ada hutan yang dibuka, nggak cuma pohonnya yang hilang, keanekaragaman hayatinya juga. Bahkan, masyarakat di sekitar hutan yang selama ini penghidupannya bergantung sama hutan bakal kehilangan mata pencahariannya,"ucap Juru Bicara Kampanye Hutan Greenpeace Iqbal Damanik sebagaimana dilansir dari VoA, (2/1/2025).

Nah, jika kemudian hutan hujan yang sudah ditebangi sampai habis ini kemudian ditanami kembali, apakah bakal bisa kembali seperti semula? Sayangnya, meski bisa saja tanaman-tanaman akan tumbuh kembali, bakal butuh waktu sekitar 100 sampai 300 tahun agar bisa kembali jadi hutan. Tapi, hal ini pun nggak akan bisa sama seperti semula.

Bahkan, meski program reforestasi sudah dilakukan selama 30 sampai 50 tahun sekalipun, keanekaragaman hayati serta ekosistemnya nggak akan bisa kembali seperti semula dan bahkan bisa saja sudah terlanjur hilang sebagian.

Sebagai contoh, orangutan yang dikenal sebagai penghuni hutan hujan kalimantan dan sumatra, nggak akan serta merta balik kembali meski di kawasan yang sudah digunduli itu ditanami pohon lagi.

O ya, kalau hutan hujan digunduli lalu diubah jadi perkebunan sawit, kawasan pertambangan, kerap terbakar, atau dijadikan permukiman penduduk, bisa dikatakan sudah nggak bisa lagi dipulihkan. Kerusakan pada tanah dan lingkungan lainnya akibat aktivitas ini bakal sulit untuk diatasi.

Makanya, ada baiknya kita hentikan penggundulan hutan sebelum kerusakan lingkungan yang terjadi semakin parah. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved