BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 23 Apr 2020 16:06

Kakak Soe Hok Gie, Arief Budiman Meninggal, Berikut Riwayat Hidupnya

Arief Budiman saat muda. (Kompas/Hasanuddin Assegaf)

Arief Budiman, kakak kandung Soe Hok Gie meninggal dunia pada hari ini, Kamis (23/4/2020). Arief meninggal di usia 81 tahun setelah berjuang melawan Parkinson dan komplikasi lainnya. Seperti apa sih jejak hidup, karya, dan perjuangannya?

Inibaru.id – Aktivis ‘66, budayawan, dan akademikus Arief Budiman meninggal pada hari ini, Kamis (23/4/2020) di Rumah Sakit Ken Saras Semarang. Kabar kepergiannya disampaikan oleh para sahabat dan kolega almarhum, termasuk sosiolog Ariel Heryanto.

“Selamat jalan, kawan lama dan rekan sejawat, Arief Budiman. Terima kasih atas apa yang telah engkau sumbangkan ke Indonesia,” cuit Ariel Heryanto dalam akun Twitternya pada pukul 12.30 WIB. Arief diketahui meninggal sekitar sepuluh menit sebelumnya.

Arief Budiman lahir di Jakarta, 3 Januari 1939 dengan nama asli Soe Hok Djin. Ayahnya adalah Soe Lie Piet. Dia memiliki adik yang dikenal sebagai aktivis bernama Soe Hok Gie. Kakak beradik ini ketika masih menjadi mahasiswa Universitas Indonesia (UI) kerap menyuarakan gagasan-gagasan terkait pergerakan.

Selain menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi UI, Arief pernah mengenyam pendidikan di College d’Europe Brugge, Belgia (1964). Dia juga meraih gelar doktor di bidang sosiologi Univeritas Harvard (1980).

Arief Budiman sang akademikus kritis. (Sinarharapan)<br>

Penulis buku Pembagian Kerja Secara Seksual: Sebuah Pembahasan Sosiologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat (Gramedia, 1982) ini menjadi dosen di Universitas Kristen Duta Wacana (UKSW) Salatiga dari 1985-1995 usai pulang dari Harvard.

Arief sempat mogok mengajar di UKSW setelah mengetahui proses pemilihan rektor terindikasi korup. Dia pun kemudian dipecat. Arief kemudian pindah ke Australia. Di sana, dia kembali menjadi dosen dan profesor di Universitas Melbourne.

Selain mengajar, Arief pernah menjabat redaktur majalah sastra Horison (1966-1972), anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971), dan anggota Badan Sensor Film (1968-1971).

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Arief dikenal sebagai tokoh yang kritis terhadap model-model perpolitikan yang korup di masa itu. Di bawah pemerintahan Soeharto yang otoriter dan membungkam demokrasi, Arief mencetuskan ide Golongan Putih (Golput) sebagai oposisi dari partai Golkar.

Arief Budiman (berbaju putih) bersama istri dan rekan-rekannya. (Caknun)<br>

Terkait kehidupan pribadi, Arief menikah dengan teman kuliahnya di Fakultas Psikologi UI bernama Leila Chairani Budiman. Istrinya juga berprofesi sebagai dosen dan diketahui pernah mengasuh rubrik psikologi pada harian Kompas.

Seiring bertambahnya usia, Arief menderita penyakit Parkinson. Gangguan saraf ini membuat koordinasi gerakan tubuhnya menurun. Ditambah dengan adanya komplikasi, kondisinya pun semakin memburuk. Dampaknya, Arief nggak lagi bisa memenuhi permintaan menulis sejak 2010.

Semoga nilai-nilai perjuangan Arief Budiman terus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya, ya Millens. Rest in power, Prof! (Kom/MG26/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: