Inibaru.id - Masalah finansial ternyata tak menghalangi semangat Jusman, pemuda berusia 23 tahun untuk mengenyam bangku pendidikan tinggi. Berasal dari latar belakang keluarga tidak mampu justru membuat Jusman bertekad membuktikan kepada masyarakat bahwa bahwa iya juga dapat berproses layaknya anak-anak yang lain pada umumnya.
Berbekal tekad dan semangat, Jusman meninggalkan tanah kelahirannya di Enrekang Sulawesi Selatan menuju ke Tondano Sulawesi Utara untuk menempuh studi S1 di Universitas Negeri Manado (Unima). Siapa dapat mengira, semangat Jusman berbuah manis dengan raihan predikat cumlaude saat wisuda program strata satunya dalam waktu singkat yakni tiga tahun. Menariknya lagi, selama Ia mengenyam pendidikannya di Unima, pekerjaan sebagai seorang loper koran adalah teman setianya sehari-hari.
Baca juga: Widya Fahmaani, Announcer Berbahasa Jawa di Bandara Dubai
Dengan segala keterbatasan, selama kuliah Jusman rela tidur di sebuah ruangan yang terdapat di kawasan kampus Unima, tanpa perlu membayar. Hal tersebut Ia agar lebih menghemat biaya hidupnya selama dalam perantauan. Karena baginya, kuliah lebih penting dibandingkan urusan yang lainnya.
Lebih dari itu, bahkan terkadang urusan makan pun menjadi hal yang tidak terlalu penting untuk Ia pikirkan. Menurutnya, ia biasanya hanya makan nasi dan sayur yang Ia petik dari kebun dan hutan yang ada di dekat kawasan Kampus Unima untuk sekedar mengisi perutnya yang lapar.
“Kadang tiga hari tudak makan lauk, Cuma nasi dan sayur,” ujar Jusman seperti dilansir dari daring tribunnews.com
Harus membagi waktunya antara kuliah atau belajar dengan bekerja sebagai loper koran, pihaknya mengaku tak mengalami kesulitan yang berarti. Semua dilakukan Jusman dengan penuh sukacita, demi membanggakan keluarganya dan demi meraih cita-cita menjadi dosen suatu saat nanti.
Baca juga: Produk Unggulan Anak Bangsa Dipamerkan di Peringatan Harteknas di Makassar
Ternyata kerja keras Jusman selama ini terbayar dengan hasil yang memuaskan. Tepatnya 9 Agustus 2017 lalu saat Ia diwisuda, Ia menjadi salah satu dari tiga sarjana yang lulus dengan predikat cumlaude.
“Yang terpenting adalah ketekunan dan kerja keras. Jaga pergaulan karena itu sangat mementukan,” tambah pemuda lulusan Unima ini.
Tak berhenti bermimpi hanya dengan predikat cumlaude nya, Jusman berencana untuk melanjutkan studinya nanti. Kendati demikian, butuh biaya besar untuk mewujudkan mimpinya itu. Sehingga Ia harus bekerja lebih keras kembali atau setidaknya berusaha untuk memperoleh beasiswa guna membawa lebih tinggi mimpi-mimpinya tersebut.
“Masih ingin kuliah lagi. Karena biayanya besar, jadi berusaha untuk dapat beasiswa,” pungkasnya. (NA/IB)