BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 31 Jul 2017 03:37

Berusia 100 Tahun, Kakek Pemulung Ini Kuasai 5 Bahasa!

Bagaimana bisa seorang kakek berusia 100 bisa menguasai 5 bahasa? Penasaran? Simak artikel berikut.(Foto:Backchina.com)

Seorang kakek yang bertambah usianya membuatnya menjadi semakin cerdas dan menikmati kehidupan.

Inibaru.id - Banyak orang  berpikir jika mereka yang sudah lanjut usia biasanya mengalami penurunan kemampuan berpikir ataupun daya ingat. Tak hanya membuat mereka kesulitan untuk beraktifitas, penurunan kemampuan otak ini juga memicu masalah pikun yang cukup parah.

Hanya saja, kondisi ini ternyata tidak berlaku bagi seorang kakek bernama Mbah Ujang. Bagi beliau, bertambahnya usia berarti bertambahnya pengalaman yang membuatnya menjadi semakin cerdas dan menikmati kehidupan.

Jika kita melihat sosok Mbah Ujang, kita tentu tidak akan menyangka jika usianya ternyata sudah  100 tahun.  Mengingat profesinya yang menjadi pemulung dari daerah Yogyakarta, kita juga tidak akan menyangka jika Mbah Ujang ternyata memiliki kemampuan menguasai 5 bahasa.

Tak tanggung-tanggung, selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa yang kerap ia gunakan dalam percakapan sehari-hari, sang kakek ternyata juga menguasai bahasa lain seperti bahasa Medan, dan bahasa asing, tepatnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jepang.

Cukup banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana bisa sang kakek menguasai bahasa sebanyak itu. Usut punya usut, kemampuan berbahasanya ini justru di dapatkan dari pengalamannya saat hidup di era kolonial. Mbah Ujang sendiri masih ingat kapan ia mulai belajar banyak bahasa, yakni tepatnya saat usianya 28 tahun. Di usia tersebut, ada orang Jepang yang mengajaknya merantau. Ia pun menyetujui ajakan itu dan akhirnya hidup sebagai juru masak, tukang cuci, hingga tukang jaga mobil.

Pengalaman Hidup

Bertahun-tahun merantau dan meninggalkan keluarganya di Jakarta, Mbah Ujang mengalami berbagai pengalaman hidup, termasuk saat-saat menyedihkan di masa penjajahan Jepang dan Belanda. Ia menganggap semua pengalaman buruk ini justru sebagai motivasi baginya untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya.

Menurut mbah Ujang yang kini menggelandang di Yogyakarta sejak tahun 1971 ini, belajar bahasa itu mudah. Baginya, asalkan kita mendengarkan kata-kata dari bahasa asing berkali-kali, lama-lama juga akan mudah memahami artinya.

Jika orang lain yang menguasai banyak bahasa akan menggunakannya sebagai kelebihan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, Mbah Ujang ternyata memilih untuk berprofesi sebagai pemulung karena berpikir jika profesi ini tidak membuatnya terikat dengan materi.

Pria  yang  kadang singgah di rumah kawan-kawannya untuk menginap ini tidak tertarik untuk mengumpulkan harta dan justru memilih untuk menikmati kehidupannya yang sederhana ini sebagai anugerah yang luar biasa. Baginya, hidup ini tentang sabar dan nerimo.

Pria yang ternyata berasal dari Brebes ini berpikir jika untuk urusan rezeki, ia percayakan padaTuhan yang mengaturnya. Ia pun hanya berusaha untuk bekerja sebaik mungkin dan tidak pernah takut sekali pun jika nantinya tidak bisa makan. Selama hidup menggelandang dan menjadi pemulung ini, ia selalu saja mendapatkan kardus, plastik, ember pecah, dan berbagai barang lainnya yang ia butuhkan. (AS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: