BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 21 Agu 2020 14:09

Bersemuka dengan Orang Indonesia Pertama yang Punya Mobil, Raja Pakubuwono X

Pakubuwono X merupakan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Oto).

Sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pakubuwono X merupakan orang Indonesia pertama yang memiliki mobil. Selain eksentrik, dia juga dicintai rakyat karena sikap dermawannya

Inibaru.id - Pakubuwono X merupakan orang Indonesia pertama yang memiliki mobil. Mobil bertipe Benz Victoria Phaeton ini kini disimpan di Museum Louwman, Belanda.

Sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pakubuwono X memesan mobil tersebut seharga 1.000 Gulden pada 1894. Mengingat pada masa itu kendaraan sultan dan pejabat mayoritas adalah kereta kuda, mobil yang dikabarkan bakal segera dipulangkan ke Indonesia ini termasuk salah satu yang paling mewah pada zamannya.

Sebagai informasi, lelaki dengan nama asli Raden Mas Gusti Sayyidin Malikul Kusna ini lahir pada 29 November 1866. Dia adalah putra mahkota dari Susuhunan Pakubuwono IX dan Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono.

Pada saat hari kelahirannya, rakyat menyambutnya dengan bahagia lantaran menurut pandangan masyarakat pada saat itu, lahirnya putra mahkota atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom dianggap sebagai jaminan akan kesejahteraan dan kemakmuran negara.

Anak Muda yang Pintar Orasi dan Raja yang Dicintai Rakyatnya

Pakubuwono X dicintai rakyatnya karena dikenal pintar dan dermawan (Surabayaonline).

Sebagai KGP Adipati Anom, Pakubuwono X sudah menjadi buah bibir masyarakat sejak memasuki masa remaja. Dia dikenal memiliki keterampilan orasi yang baik. Selain itu, masyarakat juga dibuat terpesona oleh kemampuannya dalam berbahasa Melayu.

Pada 1886, KGP Adipati Anom mulai diberi kewajiban memimpin jabatan di pengadilan kabupaten Anom. Setahun kemudian, dia sudah mulai mengenakan bintang pusaka di kadipaten.

KGP Adipati Anom dinobatkan sebagai raja pada 20 Maret 1893, tepat empat hari setelah wafatnya Pakubuwono IX.

Pakubuwono X menjalani hidup sebagai raja yang bergelimang harta. Dia juga tercatat memiliki dua permaisuri dan 39, serta dikaruniai 63 anak.

Meski hidup berkecukupan, Pakubuwono X nggak tenggelam dalam kekayaan dan jabatannya. Bahkan, dia dianggap sebagai raja paling istimewa dalam dinasti Mataram Surakarta. Sebab, pada masa kekuasaannya, hanya Surakarta yang bisa mengibarkan panji bendera gula kelapa merah putih secara bebas, sementara daerah lain hanya diperbolehkan mengibarkan bendera Belanda. Selain itu, dia juga mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Pakubuwono X bersama Willem de Vogel, residen Surakarta (Twitter/potretlawas)

Keuntungan yang diperoleh keraton ini tentu nggak lepas dari strategi muka dua yang dipakai Pakubuwono X dalam membangun relasi dengan Ratu Wilhelmina. Pakubuwono X yang dikenal jeli dalam melihat perkembangan situasi, menggunakan strategi ini guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, sementara di sisi lain juga mendukung gerakan seperti Boedi Oetomo dan Serikat Islam yang memberontak Belanda.

Hasil dari strategi ini, Pakubuwono X banyak menggalakkan pembangunan di Suarakarta, seperti Pasar Gede Harjonagoro, Stasiun Balapan, Kebun Binatang, dan Jembatan Jurug. Dia juga membangun rumah pemotongan hewan, rumah singgah bagi tunawisma, serta merintis stadion dan Taman Sriwedari, serta Museum Radyapustaka.

Selain pencapaian ini, Pakubuwono X juga dicintai rakyat karena sikap dermawannya. Raja yang bertahta selama 46 tersebut rutin membagikan sedekah secara langsung kepada rakyatnya setiap Kamis. Inilah yang kemudian melahirkan kata ngemis, yang berasal dari harapan rakyat untuk mendapat berkah dari Pakubuwono X setiap hari Kamis.

Pakubuwono X wafat pada 22 Februari 1939 setelah melalui era pemerintahan 10 Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan 13 Residen Surakarta. Pada 2011, pemerintah RI menetapkan Pakubuwono X sebagai Pahlawan Nasional. (MG33/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: