BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 9 Jun 2020 14:44

Astin, Sang Juru Selamat Kucing-Kucing Jalanan

Astin dicintai kucing-kucing jalanan yang telah dia selamatkan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Dialah Astin, perempuan paruh baya yang rela mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mengurus kucing-kucing terlantar dan berpenyakit. Sampai saat ini kurang lebih ada 50 kucing jalanan yang diadopsi Astin. Nggak berlebihan jika dia saya juluki sebagai juru selamat.<br>

Inibaru.id - Astin baru saja pulang dari berkeliling memberi makan kucing di sekitar tempat tinggalnya di Tembalang. Dia memulai kegiatan itu sejak pukul 02.30 dini hari. Dinginnya udara nggak menghalangi Astin menunjukkan belas kasihnya pada makhluk berbulu itu.

Berbekal makanan kucing, dia menghampiri lokasi-lokasi yang mungkin menjadi tempat bernaung. Setelah dirasa cukup, Astin pulang. Eits, pekerjaannya belum usai, Millens. Sekitar 50 ekor kucing yang mondok di rumahnya juga harus dia urus.

“Ini mau dijemur. Nanti saya kasih makannya pukul 11 (siang),” jelasnya, Kamis (4/6). Semua ini dia lakukan sejak 2003.

Waktu untuk menjemur kucing. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Astin bercerita, kucing-kucing jalanan yang dia adopsi memiliki kisah kelam. Cacat, penyakitan, dan buta merupakan kondisi umum yang menyertai hewan dengan nama Latin Felis catus itu. Mimik muka penuh iba ditunjukkan perempuan ini ketika dia menceritakan pertemuannya dengan kucing terakhir yang dia pungut di sebuah pasar.

Hewan malang itu bertubuh kurus dan ditumbuhi jamur. Saat itu si kucing sedang minum air comberan. Menyedihkan banget kan? Dengan telaten, Astin merawat kucing-kucing sakit ini di kandang terpisah.

Astin harus membantu makan kucing yang buta. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

“Saya nggak bisa tega kalau ada info kucing yang telantar, bahkan sampai penuh luka-luka seperti itu,” ujarnya.

Dalam menemukan kucing-kucing tersebut Astin memperoleh informasi dari sebuah grup Facebook pencinta dan komunitas kucing. Kerabatnya juga sering memberinya informasi mengenai keberadaan kucing yang butuh bantuan.

Sebagian besar kucing yang Astin temukan berasal dari pasar-pasar di Kota Semarang. Cukup sering, Astin mendapat informasi mengenai keberadaan kucing yang butuh bantuan dari pedagang pasar. Yap, sudah banyak yang mengenal Astin sebagai penyelamat kucing.

Saat waktu makan, kucing-kucing pun merapat. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Soal biaya perawatan, Astin merogoh kocek dari kantong pribadinya. Sesekali dia mendapat bantuan dari teman-temannya. Kebutuhan kucing nggak cuma untuk makan, tapi juga obat.

“Saya sebisanya saja. Sudah bisa ngasih dengan makanan kucing sudah bagus. Yang penting mereka nggak terlantar,” katanya.

Di kediaman Astin, ada beberapa kucing ras seperti anggora dan persia. Biasanya, kucing-kucing ras ini hanya dititipkan oleh sang pemilik kepada Astin. Kebanyakan dari mereka mengaku pada perempuan ini kalau sudah nggak sanggup lagi merawat peliharaannya.

Kucing-kucing berusia 2 bulan menyerbu makan siang. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Usai kucing-kucing yang dipeliharanya kenyang, Astin beranjak membersihkan kandang. Dia harus selalu menjaga kebersihan. Maklum, rumah Astin juga merupakan indekos. Ada beberapa orang yang menyewa kos di tempatnya. Karena itu, Astin harus memastikan semuanya bersih agar penyewa tetap nyaman.

Belasan tahun mengurus kucing, Astin merasa lelah. Namun semua itu tertutup dengan rasa tanggung jawab yang dia punya.

“Pinggang saya sampai sakit kalau mengangkat kandang. Saya sudah nggak sanggup lagi kalau menerima kucing,” jelasnya.

Walaupun berkata nggak sanggup lagi menampung kucing terlantar, perempuan ini nggak tega menolak jika ada yang betul-betul membutuhkan bantuannya. Kecintaannya terhadap kucing sungguh luar biasa. Dia selalu berpesan agar jangan menyakiti kucing. Kalaupun nggak suka, seenggaknya jangan menyakiti.

“Kucing bukan sampah. Dia juga mahluk hidup,” pesannya.

Tuh, ingat ya. Jangan menyakiti kucing, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

26 Feb 2025

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

26 Feb 2025

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

26 Feb 2025

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

26 Feb 2025

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

26 Feb 2025

Harga Santan yang Mengganggu Gurihnya Suasana Ramadan

26 Feb 2025

Mudik Nyaman dengan Kereta Api; Daop 4 Semarang Siapkan 535 Ribu Kursi

26 Feb 2025

Mengapa Ketika Remaja Semakin Irit Bicara kepada Orang Tua?

26 Feb 2025

Checklist Persiapan Ramadan: Fisik, Mental, dan Spiritual

27 Feb 2025

Memaknai Kirab Dugderan, Tradisi Penanda Ramadan di Semarang yang Akan Digelar Jumat

27 Feb 2025

Peci Kang Santri Kudus; Jelang Ramadan, Orderan Naik Terus

27 Feb 2025

Di Jepang, Ada Gunung yang Tingginya Hanya 6,1 Meter!

27 Feb 2025

Memang Bisa Konsumen Pertamax Tuntut Ganti Rugi ke Pertamina Jika Terbukti Dapat Oplosan?

27 Feb 2025

Cinta pada Pandangan Pertama: Romantis atau Sekadar Ilusi?

27 Feb 2025

Beda Rute, Berikut Pengalihan Jalan selama Kirab Dugderan 2025 di Semarang

27 Feb 2025

Susun Strategi Keamanan Siber, Nezar Patria: Sedia Payung sebelum Hujan

27 Feb 2025

3 Cara Pemkot Semarang Antisipasi Kecelakaan di Tanjakan Silayur

28 Feb 2025

Diskon Listrik Prabayar Berakhir Hari Ini, Akankah Sisa Token Hangus?

28 Feb 2025

Menembus Kemacetan demi Kuliner Legendaris Semarang: Sate Ayam Jembatan Mrican

28 Feb 2025

Benarkah Jepang Butuh Tenaga Kerja dari Indonesia?

28 Feb 2025