BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 10 Apr 2018 07:34

Anjani Sekar Arum, Menumbuhkan Rasa Cinta Batik pada Anak-anak

Sejumlah desainer cilik tengah membuat batik bersama Anjani Sekar Arum (berjilbab) di Sanggar Batik Tulis Andhaka, Batu, Jawa Timur, awal Desember 2017. (Kompas.com/Reni Susanti)

Nggak mudah mengajak anak-anak untuk meminimalisasi penggunaan gawai di zaman seperti ini. Namun, Anjani sukses "menaklukkan" mereka. Lewat membatik, anak-anak diajari mengenal warisan budaya setempat, yakni batik bantengan.

Inibaru.id - Anjani Sekar Arum nggak pernah mengira bahwa batik bantengan yang dikelolanya di Sanggar Andhaka, Kota Batu, Jawa Timur, akan sampai ke pasar internasional. Semula, niat gadis lulusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, ini hanya mau mengajak anak-anak di lingkungan sekitar rumahnya belajar membatik secara tradisional.

Anjani juga nggak pernah membebani para "murid"-nya untuk membatik di Sanggar Andhaka kepunyaannya dengan sekian target. Semua dilakukan bocah-bocah itu secara suka rela. Jika batik buatan muridnya laku, sebagian uang hasil penjualan biasanya dipakai untuk membeli peralatan membatik, sementara sisanya diberikan kembali pada sang anak.

Jauh sebelum sesukses sekarang, ada jalan terjal yang harus dijalani Anjani untuk mengembangkan Sanggar Andhaka miliknya itu. Perempuan kelahiran Batu, 12 April 1991 ini berkali-kali gagal saat belajar membatik di rumahnya. Kala itu dia nggak punya sanggar. Lelah harus membersihkan lantai dari bekas pewarna batik menjadi pelecut semangatnya untuk mendirikan sanggar.

Dia pun mengumpulkan modal. Padahal, saat itu Anjani nggak bekerja. Gaji suaminya yang berprofesi sebagai guru honorer pun kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun, impiannya pasti, yakni punya sanggar.

“Saya sempat stres. Sedang skripsi malah menikah, hamil, dan melahirkan. Saat itu penghasilan hanya berasal dari suami saya, guru honorer di yayasan. Gajinya hanya Rp 1 juta per bulan. Itu nggak cukup untuk biaya sehari-hari dan susu anak saya,” tutur Anjani, "Kadang pengen nangis!"

Harapan muncul ketika usia putranya memasuki enam bulan. Anjani yang telah memiliki 48 batik mendapat tawaran untuk menggelar pameran tunggal dari Walikota Batu, Dewanti Rumpoko. Pameran tunggal yang digelar selama tujuh hari tersebut benar-benar melambungkan namanya.

Dari pameran, dia memperoleh sekurangnya Rp 32 juta. Kemudian, pada pameran kedua di Ceko, 60 batik yang dibawanya ludes terjual dengan keuntungan sekitar Rp 60 juta. Keuntungan itulah yang menjadi modal untuk mendirikan Sanggar Andhaka.

Tutor Batik

Sebelum membuka kelas membatik, Anjani pernah mendidik dua orang untuk menjadi pekerjanya. Namun, setelah mendapat ilmu membatik dari Anjani, mereka pergi untuk memulai bisnis yang sama sendiri. Kesulitan menemukan orang yang bersedia menjadi pembatik dirasakannya setelah itu.

Dikutip dari Rumahmemez.com, pada 2015 Anjani bertemu Aliya Diza Rihadatulaisy. Siswi yang bersekolah di SDN Sisir Batu 1 inilah yang menjadi murid pertamanya untuk diajari membatik. Lewat Aliya, Anjani akhirnya mendapat banyak murid. Menurutnya, desain yang dilahirkan anak-anak tersebut cukup unik dan kadang nggak terpikirkan oleh orang dewasa.

Dari sanggar ini pula, desainer-desainer cilik kemudian lahir. Atas prestasinya menumbuhkan minat anak untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, PT Astra International lantas mengganjarnya pemenang SATU Indonesia Award 2017. Hm, semoga makin banyak anak Indonesia yang bangga pada budayanya sendiri seperti Anjani, ya, Millens! (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: