BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 9 Des 2019 10:04

Aliansi Laki-Laki Baru: Ruang Bincang Tentang Lelaki dan Maskulinitas untuk Kesetaraan Gender

Aliansi Laki-Baru. (Nttonlivenow)

Aliansi Laki-Laki baru ingin agar keadilan dan kesetaraan gender nggak berhenti di depan rumah, melainkan masuk ke dalam nilai yang sangat personal. Organisasi ini menghadirkan berbagai kajian tentang lelaki dan maskulinitas untuk mendukung diskursus kesetaraan gender.

Inibaru.id - “Bagi saya yang penting adalah ketika orang-orang mulai ngomongin tentang laki-laki dan maskulinitas,” kata Hasyim membuka percakapan.

Yap, Hasyim, sapaan akrab Nur Hasyim merupakan co-founder Aliansi Laki-Laki Baru (ALB). Dia meyebut Aliansi Laki-laki Baru merupakan ruang perbincangan tentang laki-laki dan maskulinitas. Pada 2009, dia dan beberapa temannya mendirikan organisasi ini.

Baca juga: Jadi Aktivis Pro-feminisme, Nur Hasyim Pernah Dicap Bukan Lelaki Ideal

Bagi Hasyim, organisasi ini untuk menciptakan ruang perbincangan maskulinitas untuk mendukung diskursus gender agar tercipta kesetaraan.

"Keadilan dan kesetaraan gender tidak boleh berhenti di depan rumah,  dia harus masuk ke dalam nilai yang sangat personal. Tempat tidur, dapur, dan sebagainya. Itu adalah prinsip yang kita anut,” ungkap Hasyim.

Organisasi ini memang nggak punya banyak sayap. Di Indonesia, hanya ada beberapa basis yang berada di Yogyakarta, Jakarta, Kupang, Kepulauan Riau, dan Bengkulu. ALB juga nggak punya sistem keanggotaan yang ketat. Semua orang bisa mengakses berbagai kajian yang disajikan di website dan mengikuti berbagai kelas yang digelar dan difasilitasi oleh praktisi ALB.

Kegiatan ALB pun terbilang minim. Sebatas mengawal isu kebijakan tertentu atau berbagai upaya penyadaran publik. Hal ini disebabkan karena ALB nggak sering menerima sumbangan dari lembaga donor tertentu.

“Kita mendorong lembaga donor untuk mendanai LSM Perempuan,” kata Hasyim tanpa ragu.

Laki-laki di Mata Sosial

Baginya, memperjuangkan kesetaraan yang berlawanan dengan keyakinan mainstream merupakan suatu tantangan. Yap, dia dan kelompoknya kerap mendapatkan resistensi untuk menularkan nilai-nilai kesetaraan kepada sesama laki-laki lo.

Hal ini dikarenakan masyarakat memaknai laki-laki sebagai sosok yang identik dengan dominasi dan kekuatan. Sedangkan perempuan sebagai sosok yang patuh dan tunduk. Namun di balik hal ini, lelaki juga sarat dengan tekanan dan label lo.

Di lingkungan sosial, masyarakat berekspektasi tentang laki-laki yang harus selalu tampak kuat dan nggak boleh menunjukkan kelemahan. Ketika kembali ke keluarga, lelaki harus menerima label bahwa mereka nggak dekat dan diingat secara negatif oleh anak, kaku, pemarah, dan nggak bersahabat.

Hal itulah yang mendorong ALB mengajak lelaki untuk merefleksikan konsekuensi negatif dari keyakinan-keyakinan tradisional mereka tentang menjadi laki-laki. ALM juga mengajak agar lelaki mengubah cara pandang dan relasi terhadap anak dan pasangan.

Nggak jarang semangat ini bikin publik menyematkan stigma gerakan yang kalah dan lemah terhadap ALB.

“Kadang menyebut kita sebagai kelompok laki-laki dnegan orientasi seksual tertentu dan diidentikkan dengan kelompok dengan stigma negatif,” terang Hasyim sambil terkekeh.

Bagi saya, ALB menjadi oase baru dalam dunia aktivisme yang memperjuangkan kesetaraan gender yang biasanya dipenuhi oleh perempuan. Kebanyakan aktivis di dalamnya memang erat dengan berbagai isu gender, namun kesadaran mereka untuk tampil dengan nama “Laki-laki” bikin organisasi ini istimewa.

Tertarik untuk bergabung dalam organisasi ini, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

 

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: