BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 23 Mar 2020 09:31

Alfreanda Dewangga, si Kidal Harapan Baru PSIS Semarang

Alfreanda Dewangga melakukan cooling down setelah berlatih. (Inibaru.id/ Audrian F)

Alfreanda Dewangga: Dalam sepak bola tidak ada yang lembek!<br>

Inibaru.id - Saya nggak terlalu ingat dalam turnamen apa saya kali pertama melihat permainan Afreanda Dewangga. Yang nggak bisa saya lupakan adalah gaya bermain bocah kelahiran 2001 ini. Menyusuri sisi kiri lapangan dia berlari meliak-liuk melewati lawan-lawannya. Kaki kirinya sangat piawai memperlakukan si kulit bundar. Mirip seperti Ryan Giggs ketika menyusuri sisi kiri lapangan bersama Manchester United.

Dia pemain belakang baru PSIS Semarang dalam menghadapi musim kompetisi Liga 1 2020. Dewangga saya kenal sejak dia menuntut ilmu di SSB Tugu Muda. Dia, dengan potensinya, kerap digunjingkan kalangan sepak bola Kota Semarang.

Tahun ini merupakan kali pertama Dewangga mentas di kelas profesional. Sebelumnya namanya tersiar karena bermain sebagai pemain belakang Timnas U-19 besutan Fachri Husaini. Kemudian dia sempat trial di Persib Bandung, hingga akhirnya dia berlabuh di kota kelahirannya sendiri.

Bermain untuk PSIS sekaligus menjadi debutnya di kelas profesional. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Oh, iya, Dewangga sebetulnya sudah pernah membela PSIS, namun itu masih kelas Elit Pro Academy yang isinya pemain usia di bawah 20 tahun. Itupun hanya 3 pertandingan yang dia ikuti. Selanjutnya, dia diangkut oleh Timnas Pelajar.

Saat saya temui pada Selasa (10/3) di rumahnya, Jalan Pucang Anom Timur, Pucang Gading, Kabupaten Demak. Dewangga, atau yang lebih akrab disapa Dewa berkata kalau masih butuh adaptasi.

“Apapun ini kan tahun pertama bagi saya untuk ikut kasta tertinggi. Jadi ya masih butuh adaptasi meskipun saya nggak ada takutnya kalau berhadapan dengan pemain usia yang lebih tua atau besar,” ujar Dewa. “Soalnya waktu di Timnas kan juga lawannnya tinggi-tinggi,” sambungnya.

Dewangga terlibat duel sengit bersama Septian David. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Bakatnya ketika masih usia belia tentu bertahan hingga saat ini. Tendangan-tendangan kaki kirinya masih sangat akurat. Bahkan saat uji coba melawan Persik Kendal, dua asistnya membuahkan gol. Itulah mengapa, Dragan Dukanovic, mungkin lebih cepat mempromosikannya daripada pemain muda lainnya.

Namun ada yang berbeda, Millens. Kalau dulu dia lebih diandalkan sebagai pemain sayap, di PSIS dia menempati posisi bek sayap. Saat di Timnas Indonesia dia bermain sebagai stopper.

“Saya tidak masalah di tempatkan di mana saja. Dalam bermain bola saya tidak memetingkan posisi. Yang penting saya main,” ujar Dewa secara tegas dan bersemangat. Selayaknya anak muda.

Semangatnya ini sudah saya buktikan sendiri. Suatu sore, saya mendapati Dewa kena semprot lumayan keras oleh Dragan Dukanovic. Dia tetap enjoy bermain dan jadi lebih bersemangat. Kalau saya jadi Dewa, saya mungkin sudah drop.

Kekuatan Dewa ada di kaki kirinya. (Inibaru.id/ Audrian F)

Iseng saya tanya tentang momen itu. Penjelasannya sungguh mengejutkan. “Pelatih tidak salah. Saya pun sebetulnya juga tidak salah. Namun saya juga tidak masalah dengan teguran itu. Dalam sepak bola tidak ada yang lembek. Bahkan saat di Timnas, saya pernah mendapat teguran yang lebih keras. Sudah biasa,” ungkap Dewa.

Sebagai pencinta sejati PSIS, saya tentu berharap besar pada Dewa. Terlebih kalau PSIS bisa memaksimalkannya sebagai sebuah aset. Keahlian Dewa memanfaatkan kekuatan kaki kirinya mengingatkan saya pada seorang pemain PSIS yang moncer pada 2005 hingga 2007. Namanya Hari Salisburi. Dalam hati kecil, saya ingin Dewa meneruskannya. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: