BerandaIndo Hayati
Selasa, 11 Des 2017 19:30

Mari Menjaga Anoa agar Nggak Punah

Anoa Pegunungan (Wikia.com)

Perburuan liar dan kerusakan hutan menjadi dua penyebab “kerbau kerdil” ini berada di ambang kepunahan. Duh!

Inibaru.id – Satu atau dua dekade silam kita mengenal anoa sebagai satwa endemik Tanah Air. Mereka bisa dengan mudah dijumpai di Pulau Sulawesi. Namun, nggak untuk sekarang. Binatang sejenis kerbau bernama latin Bubalus sp itu berada di ambang kepunahan.

Ini kabar yang sungguh memilukan, Millens. Sebagaimana ditulis Tempo.co (8/2/2017), Tim Anoa Breeding Centre menyebutkan, jumlah populasi Anoa di Sulawesi saat ini cuma tersisa sekitar 2.469 ekor individu dewasa.

Advisor Program Satwa PPS Tasikoki, Simon Purser bahkan mengatakan populasi Anoa di tanah Minahasa hampir dipastikan sudah punah. Kepunahan itu merupakan dampak perilaku masyarakat yang melakukan perburuan secara masif. Duh, syedih!

Kerusakan lingkungan oleh ulah manusia juga membuat hewan bertanduk ini berada di ambang kepunahan. Habitat anoa telah bergeser ke kawasan Gunung Ambang di daerah Bolaang Mongondouw yang masih memiliki hutan perawan.

Irma, salah seorang dari tim Anoa Breeding Centre mengatakan, tipikal anoa memang sangat bergantung pada hutan. “Habitat yang terganggu bakal berakibat langsung pada populasi mereka,” ungkapnya.

Baca juga:
Yuk, Lihat Panda di Taman Safari Indonesia!
Jangan Cari Menteng di Kawasan Elite Menteng Jakarta

Anoa tergolong satwa liar yang langka. Keberadaannya dilindungi undang-undang sejak 1931 dan dipertegas dengan UU No 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999. Sejak 1986 hingga 2007, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan anoa sebagai satwa terancam punah.

Fauna Peralihan

Satwa yang tergolong dalam family bovidae ini sejatinya tersebar hampir ke seluruh Sulawesi. Anoa adalah salah satu fauna peralihan yang mendiami kawasan Wallacea seperti Sulawesi, Maluku, Halmahera, Kepulauan Flores, dan pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara.

Secara garis besar, ada dua spesies anoa, yakni Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuhnya.

Anoa dataran rendah relatif lebih kecil dengan ekor yang lebih pendek serta lembut. Mereka memiliki tanduk melingkar. Sementara, anoa pegunungan berperawakan lebih besar, berekor panjang, berkaki putih, dan memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga.

Secara fisik, anoa mirip dengan kerbau dengan berat mencapai 150-300 kilogram dan tinggi 75 sentimeter. Anoa hanya bisa mendiami kawasan hutan yang nggak terjamah manusia. Mereka cukup agresif dan sulit dijinakkan. Inilah yang menjadikan satwa tersebut sulit untuk diternakkan.

Baca juga:
Macan Akar a.k.a Kucing Hutan kok Dipiara
Takokak: Kecil dan Pahit, Tapi…

Untuk menghindari kepunahan, konservasi anoa saat ini lebih difokuskan pada perlindungan kawasan hutan yang menjadi habitat alami anoa. Kendati agak sulit, penangkaran terhadap “kerbau kerdil” ini juga mulai dilakukan.

Duh, Millens, sayang ya kalau anoa sampai punah. Yuk, kita sama-sama jaga kelangsungan hidup mereka! (OS/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: