Inibaru.id - Langsung saja, Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 membuat saya sering kali terperanjat lalu meringkuk di balik hoodie jaket. Jumpscare, kengerian hantu, dan adegan sadis saling menghantam silih berganti. Bahkan saya sampai terbayang-bayang selepas keluar dari Cinema. Timo Tjahyanto memang "sialan".
Menurut saya garis besar di film Sebelum Iblis Menjemput yang sekarang dan pertama adalah dari ulah orang-orang di masa terdahulu yang berimbas ke anak-anaknya. Kalau pusat penokohan pertama adalah Alfie (Chelsea Islan), kali ini adalah sekumpulan anak yatim yang terdiri atas Jenar (Shareefa Danish), Budi (Baskara Mahendra), Gadis (Widika Sidmore), Martha (Karina Salim), Leo (Arya Vasco), dan Kristi (Lutesha). Mereka dihantui oleh arwah bapak pantinya yang membuat perjanjian dengan iblis.
Ciri khas Timo Tjahyanto masih cukup mencolok. Meski pada film ini dia nggak berkolaborasi dengan Kimo Stamboel seperti film-film sebelumnya, dia konsisten menampilkan adegan-adegan sadis.
Pada bagian awal film saya sudah dibuat lemas. Adegan ketika Alfie (Chelsea Islan) menghidup-matikan lampu kemudian di belakangnya muncul hantu sungguh membuat saya mengumpat. Memang salah satu adegan mainstream sih, cuma eksekusinya yang beda jadi berhasil membuat saya bergidik. Kemudian gir yang berterbangan di bawah tanah itu cukup menguras adrenalin.
Saya merasa Hantu Pak Ayub mirip dengan hantu seorang dukun yang ada di film The Wailing (2016). Jujur saja, dari sekian banyak film horror, hantu seperti itu adalah yang sangat menakutkan bagi saya.
Berbagai hal ngeri tadi pasalnya juga dikemas dengan sedemikian apik. Komposisi adegan dengan backsound begitu saling mendukung. Terlebih kalau ada adegan seorang tokoh sedang dikejar-kejar oleh hantu. Selain itu, teknik pengambilan gambarnya cukup brilian, tone warnanya juga oke. Saya dan mungkin penonton lain yang berteriak lirih, tentu akan merasa menjadi bagian film tersebut.
Saya sempat terheran-heran pada Alfie. Mungkin tokoh tersebut semenjak terbebas dari maut di film pertama masih sering dihantui. Namun apakah imbasnya sampai sedemikian? Maksudnya di sini aktingnya berubah menjadi seseorang yang keras dan temperamental.
Hingga pada hal apa pun, dia menyikapinya dengan penuh amarah. Kadang terlalu berlebihan sampai tampak seperti seseorang yang memiliki gangguan jiwa. Jika memang iya, saya kira Timo bisa lebih santun dalam menggarap karakter ini. Sebab ada beberapa adegan yang membuatnya harusnya lebih lembut dalam bersikap.
Namun yang patut diapresiasi, dalam film yang sedemikian ngerinya, Timo masih sempat-sempatnya menyelipkan humor. Yang paling mengena adalah ketika Nara (Hadijah Shahab) menyetrum sosok yang sedang mengikutinya tepat di mulutnya. Hantu itu tersengal-sengal karena tersetrum, namun Nara dengan lugunya cuma bilang, “Ups, sori.”
Saya memberi 8/10 untuk Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2. Kalau kamu penakut. pikir-pikir lagi deh kalau mau nonton film ini. Apalagi kalau nontonya sendirian seperti saya. Oh, iya, dan nggak disarankan untuk orang yang nggak tegaan. Hehe. (Audrian F/E05)