BerandaIndie Mania
Sabtu, 8 Des 2017 23:26

Nasida Ria, Kisah Regenerasi Ciamik Grup Kasidah

Personel Nasida Ria terkini. (dream.co.id)

Untuk sebuah grup musik, nggak mudah bertahan hingga tiga generasi. Nasida Ria mampu melakukannya. Kisah kebertahanan dan soliditas yang patut diacungi jempol.

Inibaru.id - Pernah mendengar nama Nasida Ria? Itu lo grup kasidah modern yang salah satu klip videonya memperlihatkan saat mereka nyanyi dengan latar cuplikan manuver pesawat tempur dan letusan bom. Ya, dengarkan dendangan mereka: "Bila bom nuklir diledakkan, akan musnah kehidupan di dunia….

Sobat Millens pasti tahu dong, karena videonya sering muncul di media sosial. Video-video lagu Nasida Ria biasanya disebar sebagai meme.

Penampilan dan lirik-lirik lagunya yang tak biasa bahkan terkadang futuristik, rupanya memberi kesan berbeda pada grup kasidah asal Kota Semarang itu. Lirik-liriknya kadang terlalu cult disebut lagu islami, tapi terlalu islami pula untuk dijuluki cult. Menyanyikan lirik tentang otomatisasi mesin yang menggeregoti buruh kerah biru, pentingnya jurnalisme yang akuntabel dan independen, hingga anjuran agar tidak terisap ke dalam dunia siber, hampir bisa dipastikan akan membuat pendengarnya tertarik. Seenggak-enggaknya jika kamu mendengarkannya akan mengernyitkan dahi. Nggak mengherankan banyak yang akhirnya kepincut saat mendengar lagu-lagu mereka.

Jika dulu lagu-lagu Nasida Ria hanya akrab di telinga ibu-ibu pengajian, kini lagu-lagu mereka juga nggak asing bagi kawula muda. Berawal dari bahan lelucon di media sosial, mereka bahkan diundang ke berbagai acara musik indie populer.

Selalu beranggotakan 9 orang perempuan, Nasida Ria sekarang sudah sampai pada generasi ketiga sejak dibentuk pada 1975. Wow, ternyata sudah sangat lama sekali yah!

Baca juga:
The Overtunes Janji Lunaskan Kerinduan The Tunist
ADA Band yang Selalu Mampu Bertahan

Terkait nama, Nasida Ria artinya lagu-lagu dakwah gembira yang berasal dari kata "nasyid" dan "ria". Adapun untuk anggotanya saat ini terdiri atas Hj Rien Jamain, Hj Muthoharoh, Hj Afuwah, Hj Nur Janah, Hj Hamidah, Hj Nadhiroh, Hj Nur Hayati, Sofiatun, dan Tantowitah. Di antara 9 personel itu, hanya ada dua orang yang berasal dari generasi pertama yang masih aktif manggung hingga sekarang.

Mengutip dari Vice.com, pada mulanya mereka sebenarnya adalah kelompok belajar mengaji yang dikumpulkan oleh H M Zain dan selanjutnya menjadi kelompok kasidah rebana. Sampai akhirnya setelah semakin populer, Walikota Semarang pada waktu itu memberi organ sebagai alat musik pertama mereka.

Tampil dengan alat musik modern lengkap itu akhirnya jadi ciri khas menonjol dari Nasida Ria. Maklum saja, saat itu di Indonesia belum ada krup qasidah dengan dominasi perempuan yang memainkan alat musik modern lengkap. Berkat alat musik modern pula mereka nggak perlu terpatok pakem irama gambus padang pasir.

Album pertama mereka Alabaladil Makabul dirilis pada 1978. Setelah itu mereka pun makin terkenal. Popularitas mereka pun bertahan sepanjang dekade 1980-1990-an berkat lagu “Kota Santri”, “Bom Nuklir”, “Nabi Muhammad Mataharinya Dunia”, dan “Perdamaian”. Dan kini Nasida Ria sedang proses akhir menyelesaikan album ke-35 mereka.

Lalu bagaimana dengan jam terbang manggung Nasida Ria? Untuk soal itu, nggak perlu dipertanyakan lagi. Asal kamu tahu saja nih, mereka nggak hanya menyanyi di pengajian, hajatan pernikahan atau khitanan saja. Mereka juga mendapatkan orderan menyanyi di festival Jazz, acara musik indie, sampai festival musik Islam internasional seperti Die Garten des Islam di Berlin, Jerman pada 1994 dan Festival Heimatklange pada 1996.

Menghadapi audiens yang berbeda-beda di panggung, bukanlah hal yang perlu dirisaukan oleh Nasida Ria. Tentunya nggak berlebihan jika Nasida Ria  dianggap sebagai petualang panggung sejati.

Eh, tapi kamu penasaran nggak sih, apa rahasia Nasida Ria bisa tetap eksis hingga sekarang? Ternyata kuncinya satu yaitu regenerasi personel Nasida Ria yang terus berjalan dan sudah disiapkan dengan saksama dalam jangka panjang. Oya, selain Nasida Ria, di dalam manajemen mereka terdapat grup kasidah perempuan lainnya yaitu Ezzura dan Qasidah Tanpa Nama.

Baca juga:
Endank Soekamti Tetap di Jalurnya
Ninin Si Perempuan Terkaya di Indonesia

Grup qasidah Ezzura memiliki personel dengan umur berkisar 20-an tahun. Biasanya empat personel Ezzura menjadi additional player saat Nasida Ria manggung. Lalu di bawahnya, ada Qasidah Tanpa Nama yang anggotanya anak-anak SD dan SMP. Seperti sistem naik kelas, merekalah yang nantinya akan menjadi personel Nasida Ria ketika waktunya telah tiba. Dengan adanya sistem naik kelas inilah, para calon personel Nasida Ria bisa mengasah pengalaman dan penampilan mereka.

Hmm…kalau sudah begitu ceritanya, wajar saja jika Nasida Ria bisa tetap bertahan hingga sekarang. Jika nggak dipersiapkan sedari dini, tentu hasilnya akan lain. Sama halnya seperti apakah nantinya generasi mendatang, semuanya berawal dari bagaimana mereka dididik dari sekarang. Setuju nggak? (ALE/SA)

 

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: