BerandaIndie Mania
Jumat, 26 Mar 2020 15:05

Jejaring Kuat Skena Musik Eksperimental Indonesia

Beberapa musisi eksperimental/noise dari luar negeri turut tampil dalam pagelaran Majelis. (Dokumentasi Majelis)

Skena musik eksperimental nggak cuman menghadirkan musik yang "aneh". Urusan bahu-membahu dan jaringan, mereka juga jagonya.

Inibaru.id – Saya beberapa kali menonton pagelaran musik eksperimental. Selama itu, saya melihat ada satu hal yang menarik: selalu ada musikus dari luar negeri yang ikut tampil atau orang luar negeri yang menonton pagelaran eksperimental di Indonesia. Hal ini membuat saya bertanya-tanya: kok bisa?

Johanes Handjono, musikus dan penggiat Majelis, pagelaran eksperimental di Semarang, menyatakan bahwa memang terdapat jejaring yang kuat antarkelompok musik eksperimental. Dalam pagelaran Majelis, beberapa kali datang musikus eksperimental dari luar Semarang dan Indonesia. Hal itu dikarenakan jejaring kuat yang dia dan teman-temannya miliki.

“Majelis ketiga itu ada dari Filipina. Yang keempat itu banyak dari luar negeri karena ada Jogja Noise Bombing terus lewat Semarang dulu,” ucap Johan, Sabtu (14/03). Jogja Noise Bombing adalah pagelaran tahunan musik noise/eksperimental di Yogyakarta. Jejaring lokal antarpenggiat musik eksperimental di Indonesia ini yang memperkuat satu sama lain dalam membawa banyak musikus eksperimental dunia ke Indonesia.

Kekuatan jaringan dan gotong royong para penggiat musik eksperimental/noise di Indonesia menjadi kunci utama pertukaran ide dan musisi dari luar negeri. (Dokumentasi Majelis)

Hal senada diucapkan oleh Indra Menus, salah satu pengorganisasi (organizer) Jogja Noise Bombing. Banyak penampil luar negeri yang hadir di acaranya karena mengertahui skena di Indonesia dari orang asing lain yang pernah tampil di Indonesia. Dari sana mereka dihubungkan dengan pengorganisasi di Indonesia. Dari sanalah para musikus dihubungkan dengan jaringan skena lokal.

Skena eksperimental/noise di Indonesia sudah cukup dikenal di lingkup global, Millens. Beberapa media global seperti Noisey, Vice, dan majalah khusus musik avant-garde The Wire asal Inggris pernah mengulas musikus dan skena eksperimental di Indonesia. Begitu juga dengan banyaknya musikus yang tur ke luar Indonesia, seperti Senyawa (Yogyakarta), Gabber Modus Operandi (Bali), Sarana (Samarinda), hingga Indra Menus sendiri yang sudah dua kali tur Eropa.

Salah satu yang menarik dari skena musik eksperimental Indonesia dibanding luar negeri adalah kolektivitas dan jejaring yang kuat. Sepengalaman Menus, skena musik eksperimental di luar negeri itu individualis. Hal itu berbeda dengan di Indonesia yang para pelakunya sangat mendukung satu sama lain. Terkadang hal tersebut cukup menyulitkan untuk musikus Indonesia mengadakan tur ke luar negeri.

Segala pengetahuan tersebut didapatkan ketika tur dan itulah mengapa tur menjadi penting.

“Biar tahu keadaan di lapangan gitu. Berjejaring secara langsung itu lebih dalem daripada cuma via internet,” ucap Indra Menus melalui pesan singkat, Kamis (19/3).

Bagaimana, hebat bukan, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: