BerandaIndie Mania
Minggu, 30 Mar 2019 11:02

Bukan Film Pertama di Indonesia, Kenapa <em>Darah & Doa</em> Jadi Penanda Hari Film Nasional?

Film "Darah & Doa". (Wikimedia)

Darah & Doa yang diproduksi pada 1950 bukanlah film pertama yang diproduksi di Indonesia, karena sebelumnya ada Loetoeng Kasaroeng yang dibikin pada 1926 dan sejumlah film lain. Namun, kenapa film Usmar Ismail tersebut yang dijadikan sebagai penanda Hari Film Nasional?

Inibaru.id – Dewan Film Nasional (DFN) menetapkan hari syuting pertama film Darah & Doa (1950) yang berlangsung di Purwakarta pada 30 Maret 1950 sebagai penanda perayaan Hari Film Nasional. Lantas, kenapa DFS menetapkannya demikian?

Perlu kamu tahu, film pertama yang diproduksi di Indonesia adalah Loetoeng Kasaroeng (1926). Menurut catatan Katalog Film Indonesia, dikutip dari Medcom, Sabtu (30/3/2019), yang diadaptasi dari dongeng rakyat Lutung Kasarung dari Jawa Barat itu juga tergolong laris.  

Ditayangkan selama sepekan di Bandung pada 31 Desember 1926 hingga 6 Januari 1927, film besutan L Hueveldorp dan G Kruger itu diproduksi Java Film Company. Namun, menurut DFN, film bisu tersebut tidak memenuhi kriteria "film Indonesia".

Dalam konferensi organisasi pada 11 Oktober 1962, DFN beranggapan, Darah & Doa mewakili semangat kemandirian pribumi, tak bermuatan politis, dan cukup idealis. Karena alasan itulah film yang memuat kisah tentang long march tantara Divisi Siliwangi tersebut dijadikan sebagai “yang pertama”.

Konon, modal awal film ini berasal dari pesangon Usmar setelah pensiun dari kesatuan tentara. Setahun setelah konferensi 1962, Usmar menulis bahwa Darah & Doa merupakan film pertama yang sepenuhnya dikerjakan dan menjadi tanggung jawabnya sendiri.

Nah, Millens, kamu sudah pernah nonton film Darah & Doa belum? Yuk, cari filmnya, dan selamat merayakan Hari Film Nasional! (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: