BerandaIndie Mania
Jumat, 11 Jul 2019 12:35

Bukan Esai Sastra atau Politik, Goenawan Mohamad Luncurkan Buku tentang Seni Rupa Bertajuk <em>Pigura Tanpa Penjara</em>

Goenawan Mohamad (kiri) meluncurkan buku yang dibedah oleh kurator seni rupa Hendro Wiyanto. (Inibaru.id/ Audrian F)

Bersama dengan pameran tunggal lukisan-lukisannya, Goenawan Mohamad meluncurkan buku terbaru yang memuat esai seni rupa dengan judul <i>Pigura Tanpa Penjara</i>.

Inibaru.id - Goenawan Mohamad, salah seorang sastrawan kenamaan Indonesia meluncurkan buku terbarunya. Bukan tulisan sastra, budaya, atau politik, yang menjadi "keahliannya", tapi tentang seni rupa bertajuk Pigura Tanpa Penjara.

Bertempat di Semarang Contemporary Art Gallery, Kotalama, Kota Semarang, Jumat (5/7/2019), peluncuran buku digelar bersamaan dengan pameran tunggal lukisan-lukisan milik Goenawan. Dalam pelucuran, gelaran itu juga diisi dengan bedah buku yang dibahas Hendro Wiyanto, salah seorang penulis dan kurator seni rupa Tanah Air.

Goenawan mengatakan, buku tentang seni rupa tersebut diterbitkannya guna merangsang pemikiran masyarakat pembaca. Ini karena seni rupa sebetulnya asyik untuk dipikirkan, alih-alih sekadar dilihat.

“Seni rupa bisa menimbulkan kontemplasi dan studi kursus, seperti mengapa ini disebut indah dan tidak indah,” ujar sastrawan yang tahun ini genap berusia 78 tahun tersebut.

Diskusi buku Pigura Tanpa Penjara. (Inibaru.id/ Audrian F)

Sementara, Hendro Wiyanto menyoal Pigura Tanpa Penjara mulai dari proses kreatif hingga teks yang terkandung di dalam buku yang juga dilengkapi dengan berbagai ilustrasi tersebut.

Hendro beranggapan, langkah Goenawan Mohamad untuk beralih ke dunia seni rupa ini adalah upaya pembebasan dari "dunia teks" yang selama ini dia geluti.

“Ini sebuah upaya untuk pembebasan ya, dibanding orang-orang Salihara (Komunitas Salihara) yang lain seperti Ayu Utami dan Nirwan Dewanto, misalnya,” ucapnya.

Lalu, dalam segi teks, mulai dari narasi hingga isi, Hendro cukup mengapresiasi buku berisikan kumpulan esai tersebut. Membaca buku tersebut, tuturnya, pembaca mungkin akan dibawa ke dalam gaya penulisan Goenawan sebelum ini.

“Goenawan Mohamad ini orang yang teliti bahasa. Setiap kata muncul imaji-imaji yang mengingatkan kita pada rupa, sesuatu yang mengingatkan kita pada imaji yang lebih konkrit," tutur lelaki yang mengaku menjadi kolektor esai-esai Goenawan, Catatan Pinggir, tersebut.

Hendro menyatakan, Pigura Tanpa Penjara juga menunjukan bahwa Goenawan Mohamad adalah seorang modernis yang lebih terbuka pada konteks.

"Hampir di seluruh teks dia menolak penguasaan, penjajahan, dan penangkapan,” tandas Hendro.

Goenawan Mohamad menandatangani bukunya. (Inibaru.id/ Audrian F)

Dibanderol dengan harga Rp 150 ribu, buku yang diterbitkan Shira Media tersebut saat ini belum dijual bebas di pasaran. Namun, Dodo Hartoko selaku perwakilan dari Shira Media mengatakan, buku tersebut bakal segera diedarkan dalam waktu dekat.

Dodo menyatakan, buku Goenawan ini merupakan salah satu aspek penting bagi perkembangan kritik seni rupa.

Pigura Tanpa Penjara hadir untuk mengisi ruang-ruang kosong kritik seni rupa yang masih sepi,” kata dia berpromosi.

Kalau melihat reputasi Goenawan Mohamad di dunia teks, tentu nggak ada ragu untuk membeli buku ini. Kumpulin duit dulu ya, Millens! (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: