BerandaIndie Mania
Rabu, 30 Okt 2018 15:53

Bermodal Tekad, Orkes Kerontjong Karimoeni Eksis hingga Kini

Komunitas Orkes Kerontjong Karimoeni Semarang. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Orkes Kerontjong Karimoeni terbentuk atas tekad beberapa anak muda Semarang untuk terus menjaga musik keroncong di Tanah Air. Seperti apa?

Inibaru.id – Menemukan grup musik keroncong di kota besar seperti Semarang rupanya bukan perkara yang mudah. Nggak begitu banyak grup musik atau komunitas yang menggeluti salah satu musik asli Indonesia ini. Beruntung, saya menemukan satu di antaranya, yakni Komunitas Orkes Kerontjong Karimoeni.

Salah seorang inisiator OK Karimoeni Semar Maryadi Sucipto menuturkan, komunitasnya telah berdiri cukup lama, yakni pada 25 Desember 2001.

“Embrio grup keroncong ini sudah lama, sekitar 1997-1998. Namun, secara resmi kami berdiri pada 2001.

25 Desember 2001, kami resmi membuat Orkes Kerontjong Karimoeni tapi sebenarnya embrio grup keroncong ini sudah lama, sekitar 1997-1998,” kata Semar, membuka obrolan.

Komunitas Orkes Kerontjong Karimoeni tampil pada acara Kadal Menek yang diselenggarakan di Pelataran Omah Kampung, Sabtu (27/10/2018). (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Dia kemudian menjelaskan, mereka berangkat dari grup musik di suatu gereja di Semarang. Mereka lantas berpikir untuk membuat grup keroncong. Kendati begitu, Semar mengatakan, komunitas yang kini sudah punya lima angkatan itu bersifat terbuka menerima anggota dari pelbagai latar belakang.

Nama Karimoeni

Karimoeni berasal dari bahasa Jawa, yakni "kari muni" yang berarti “tinggal berbunyi”. Semar menerangkan, pada awal berdiri, rerata pemain Karimoeni hanya memiliki kemampuan pas-pasam. mereka hanya punya tekad! Nah, dari kondisi inilah kemudian muncul ide nama OK Karimoeni.

“Dulu teman-teman kan punya kenalan orang luar negeri. Setiap mereka ke Indonesia pasti yang ditanyakan adalah musik keroncong karena yang asli dari sini," terangnya.

Personel pemegang alat musik utama dalam keroncong. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Kini, lebih dari 50 orang dari lima angkatan telah bergabung dalam komunis Karimoeni. Mereka biasanya berkumpul setiap Jumat di markas mereka, yakni Jalan Karonsih Selatan No 518, Ngaliyan, Semarang.

Namanya komunitas, anggotanya pun bermacam-macam. Semar dkk memang memberi kelonggaran bagi anggotanya. Mereka nggak harus bisa bermain musik. Beberapa di antara mereka bahkan hanya menjadi penonton dan pendengar setia.

“Mereka yang cuma mau datang untuk mendengarkan, silakan! Sesekali ikut nyanyi juga nggak masalah,” aku Semar.

Dua personel Orkes Kerontjong Karimoeni sedang memainkan musik. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Hampir dua dekade berdiri, Karimoeni kini telah memiliki dua album, tapi hanya album pertama yang dipublikasi. Semar bercerita, saat ini mereka tengah menggarap album rohani yang hasil penjualan albumnya bakal disumbangkan ke sejumlah gereja yang membutuhkan. Hm, produktif juga!

Kalau kamu tertarik untuk bergabung atau pengin kepo lebih lanjut dengan Karimoeni, follow saja Instagramnya di @orkes_kerontjong_karimoeni.

Terus, kalau kamu tertarik untuk mengetahui perkembangan musik keroncong di Semarang, jangan lewatkan International Keroncong Festival yang bakal digelar gede-gedean di Kota ATLAS pada November ini. Buat yang nggak bisa datang langsung, kamu juga bisa live streaming di Inibaru.id. Tunggu tanggal mainnya, ya, Millens! (Ida Fitriyah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: