BerandaIndie Mania
Selasa, 30 Mar 2020 10:00

Berimprovisasi Musik Lintas Genre Bersama Majelis

Pagelaran pertama Majelis untuk Improvisas di Grobak Art Kos Hysteria. (Dokumentasi Majelis)

Selain berlatih musik di studio, ada bentuk lain yang dihadirkan kelompok seniman di Semarang, Majelis Untuk Improvisasi (MUI).

Inibaru.id – Kamu seorang musikus, Millens? Kalau iya, kamu pasti setuju jika saya bilang berlatih adalah kunci untuk mengembangkan kemampuan. Namun, ada bentuk lain dari berlatih yang dihadirkan oleh Majelis untuk Improvisasi.

Majelis untuk Improvisasi (disingkat MUI) adalah kelompok seniman yang menghadirkan eksperimentasi bebunyian melalui pagelaran jamming di Semarang. Hadir sejak 2018, Majelis sudah mengadakan jamming improvisasi sebanyak 9 kali. Acara ini dilaksanakan setiap dua bulan sekali secara nomaden.

Genre musikus yang dihadirkan di acara dwibulanan Majelis pun sangat beragam. Mulai dari musisi jazz, folk, pop, punk, postrock, hingga eksperimental dan harsh noise pernah ditampilkan. Mereka akan tampil dalam satu panggung untuk memainkan komposisi bunyi dan merespon komposisi bunyi satu sama lain. Nggak cuman dua atau tiga, Millens, pernah sampai 6 musikus dalam satu panggung yang hampir semuanya lintas genre.

Dari situ, menurut Johanes Handjono, salah satu pendiri Majelis, akan terjadi pertukaran ide dan referensi dari masing-masing latar belakang musikus. Juga ketika melakukan improvisasi orang bisa melakukan apa saja tanpa harus terikat oleh struktur dan aturan-aturan berkarya yang sudah ada. Pernah musikus folk Tries Supardi satu panggung dengan musikus harsh noise.

Johanes Handjono dan Ian Pramana, dua anggota Majelis Untuk Improvisasi. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

“Tries tuh bisa nge-blend, tapi ya dia kontras banget. Waktu quiet tuh ada gitar akustiknya, tapi waktu musiknya naik dia bisa naik juga,” ucap Johanes Handjono, Sabtu (14/3).

Dari pagelaran jamming tersebut, selain pengalaman tampil improvisasi musik, sering juga terjadi perbincangan antarmusikus perihal penampilan mereka sebelumnya. Pernah terjadi penampil dari luar negeri yang setelah tampil ngobrol mendalam soal musik tradisional di Indonesia. Walaupun ada juga musikus yang setelah tampil langsung pulang.

Untuk penampil dalam pagelarannya, orang-orang di balik Majelis nggak mengambil standar tertentu. Yang menurut anggota Majelis menarik untuk digabungkan akan besar kemungkinan untuk diajak tampil di pagelaran improvisasi mereka. Ada juga penampil yang diundang karena ketika ngobrol dia merasa tertarik untuk ikut dalam pagelaran musik improvisasi Majelis.

“Nggak ada standarnya sih. Lebih ke ‘Lucu nih kayaknya kalau ada anak jazz ketemu anak noise’. Yang penting kan nggak saling mengganggu,” ucap Johanes. Hal itu juga didorong oleh orang-orang di balik Majelis memiliki selera musiknya yang berbeda-beda.

Wow, sepertinya tambah asyik ya kalau beberapa genre tampil bersamaan. Kamu sudah pernah nonton belum, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024