BerandaIndie Mania
Selasa, 18 Mei 2020 11:16

Belajar Filfasat di Tengah Wabah Covid-19, Penting?

Filsafat yang njelimet itu ternyata banyak yang mempelajarinya selama wabah Covid-19. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Kegiatan unik selama wabah Covid-19 dijalankan oleh Syarif Maulana dan Al Nino Utama. Mereka menjalankan kelas daring yang membahas ilmu-ilmu filsafat. Kelas itu bernama Kelas Isolasi. Setiap minggunya terdapat beberapa sesi.

Inibaru.id – Menurut pengakan Syarif Maulana, dosen Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan jumlah para peserta yang hadir sampai 20 April 2020 menyentuh angka 1.800 peserta. Para peserta datang dari 29 provinsi di Indonesia dan 9 negara di dunia. Banyak sekali, ya, Millens?

Hal ini membuat saya menyadari bahwa masih banyak yang ingin mempelajari filsafat. Padahal filsafat sering mendapat stereotip negatif di masyarakat, seperti ilmu yang mengawang-ngawang dan akan membuat orang yang mempelajarinya menjadi ateis.

Hal menarik lainnya adalah, ternyata banyak orang yang berniat untuk mempelajari filsafat di tengah wabah Covid-19 sekarang ini. Kejadian ini membuat saya bertanya, apa sih pentingnya mempelajari filsafat?

“Filsafat punya kecenderungan mempertanyakan segala sesuatu. Justru peran dan manfaatnya sangat tinggi. Kita diajak untuk mempertanyakan kembali makna dan tujuan hidup, yang segala kepastiannya runtuh oleh wabah yang luar biasa ini,” tulisa Syarif dalam surat elektronik, Senin (4/5).

Dengan mempelajari filsafat, menurut Syarif, orang akan lebih reflektif dan kritis atas kehidupan yang terjadi di sekitarnya dan terus bertanya dan mencari. Hal ini bisa dilihat dari asal kata filsafat yang disusun dari kata "philo" dan "sophia" dari bahasa Yunani, yang artinya adalah mencintai kebijaksanaan. Dari perasaan cinta atas kebijaksanaan tersebut, orang akan terus mencari kebijaksanaan sepanjang hidup.

Kehidupan sekarang ini dianggap terlalu praktis. Segala hal diukur secara ekonomi dan politik. Padahal, Syarif percaya bahwa manusia memiliki banyak dimensi dalam kehidupannya. Salah satu cara mencari dan mengetahui dimensi-dimensi kehidupan tersebut adalah dengan mempelajari filsafat.

Menurut Syarif, di tengah keluangan waktu seperti sekarang, orang akan banyak melakukan kegiatan 'kurang penting', seperti belajar filsafat. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Di tengah kondisi wabah seperti sekarang ini, Syarif mengaku bahwa mempelajari filsafat adalah hal yang tepat. Banyak orang menghabiskan waktu di rumahnya dan memiliki banyak waktu untuk melakukan hal-hal, dalam bahasa Syarif, “kurang penting”, seperti mempelajari filsafat. Filsafat sering kali dilupakan karena nggak ada waktu untuk mempelajarinya karena sudah diisi oleh kegiatan-kegiatan praktis tadi.

Selain itu, di tengah kondisi wabah seperti ini, hal-hal praktis menjadi kurang penting. Apalagi dikarenakan ekonomi sedang lesu. Dalam kondisi seperti ini, mempelajari filsafat menjadi penting sebab filsafat mengajak seseorang untuk merefleksikan dan memikirkan ulang soal kehidupan sebelumnya.

“Justru pandemi ini momen yang tepat karena hal-hal yang praktis, mendadak tidak punya makna yang terlalu tinggi (karena ekonomi pun sedang lesu). Ini saatnya orang diajak kembali berpikir yang reflektif dan mendalam,” tulis Syarif.

Kamu tertarik untuk belajar filsafat, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025