BerandaHits
Sabtu, 25 Nov 2022 09:07

Yang Bisa Kita Lakukan untuk Memulihkan Korban Bencana Alam dari Trauma

Cianjur dilanda gempa, Senin (21/11/2022). (Antara/Yulius Satria Wijaya via CNN)

Menyaksikan keganasan alam melalui bencana bukanlah hal yang menyenangkan. Kengerian ketika orang-orang yang dicintai turut menjadi korban dan kehilangan harta benda nggak pelak memunculkan trauma. Lalu, apa yang harus kita lakukan jika keluarga mengalami trauma paskabencana ini?

Inibaru.id – Gempa bumi yang beberapa hari lalu melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyisakan kenangan pahit bagi para korban. Ratusan nyawa melayang dan bangunan luluh lantak menjadi kabar yang menyesakkan. Berada dalam situasi yang menakutkan sangat mungkin membuat para korban ini mengalami PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder.

PTSD merupakan sebuah kondisi gangguan kesehatan mental akibat peristiwa yang mengerikan, seperti kecelakaan, perang, ataupun kejadian bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor dan lainnya).

Dampak dari gangguan trauma itu bervariasi, mulai ringan hingga berat. Berikut beberapa di antaranya melansir Skata (12/10/2018):

- Selalu merasa cemas dan sangat mengganggu,

- Kerap terbayang-bayang dengan peristiwa bencana,

- Mengalami mimpi buruk yang menyebabkan kesulitan tidur,

- Fisik penderita menjadi siaga saat memikirkan ataupun memikirkan trauma yang dialami.

Trauma healing membantu memulihkan kondisi psikologis para korban bencana. (Antara/Muhammad Adimaja)

Gejala psikis seperti di atas nggak bisa dibiarkan berlarut-larut. Para korban bencana harus dibantu agar pulih kondisi psikologisnya dari pengalaman traumatis melalui pemulihan trauma (trauma healing).

Sebagai informasi, gangguan PTSD pada korban bencana biasanya muncul setelah 1 bulan, sementara gangguan trauma yang muncul kurang dari 1 bulan disebut Acute Stress Disorder (ASD). Umumnya para korban yang mengalami ASD dapat pulih kembali hanya dengan dukungan psikososial.

Lain lagi dengan Gangguan PTSD yang memerlukan penanganan khusus, seperti terapi psikis dengan intervensi khusus. Bahkan jika sangat mengganggu dapat dipertimbangkan pemberian obat-obatan tertentu.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kalau kamu mengenal para penyintas bencana, ada kok beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membantu memulihkan kondisi tersebut.

1. Jauhkan dari paparan media yang menginformasikan tentang bencana atau peristiwa tersebut.

2. Menghindarkan mereka dari tempat-tempat di mana kejadian mengerikan itu berlangsung ,

3. Memberikan dukungan dan menunjukkan empati terhadap penyintas.

4. Memberikan donasi berbentuk pangan, sandang, atau papan.

5. Mengajak para korban untuk bermain dan bersenda gurau, hal ini dapat meringankan tekanan traumatis yang dialami korban

6. Mengajak mereka melakukan kegiatan bersama-sama seperti memasak di dapur umum

7. Menjadi pendengar ketika mereka siap bercerita.

Perlu kamu ingat bahwa secara moral, dukungan psikososial bertujuan untuk melepaskan korban dari perasaan ketakutan yang dialaminya. Jadi, bukan untuk melupakan peristiwa pahit tersebut.

Dengan melakukan kegiatan bersama-sama bakal memberikan efek psikologis yang kuat kepada korban yang menandakan bahwa mereka nggak sendirian dalam menghadapi peristiwa ini.

Semoga saudara-saudara kita yang terkena bencana bisa lekas pulih kondisi fisik dan psikologisnya ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024