BerandaHits
Minggu, 14 Des 2019 09:00

Wisata Alam Belum Ramah Bagi Penyandang Disabilitas

M. Hilal Huda di Roemah Difabel Semarang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Bisa menikmati tempat rekreasi di berbagai tempat adalah hak setiap orang, nggak terkecuali para penyandang disabilitas. Sayangnya, teman-teman disabilitas ini masih mengalami kesusahan akses terutama untuk wisata alam. Mereka juga sering mengalami drop ketika ada yang melirik dengan tatapan sensi.

Inibaru.id - Para penyandang disabilitas merupakan golongan orang yang jarang keluar dan bepergian. Itu mengapa ketika mereka diajak melihat dunia luar dan berkunjung ke tempat wisata akan sangat senang sekali. Hal inilah yang diungkapkan oleh Sekretaris Roemah Difabel M. Hilal Huda. Baginya, banyak tempat menurut para penyandang disabilitas bagus dikunjungi daripada di rumah saja.

“Rata-rata teman-teman disabilitas jarang keluar rumah. Sekali diajak keluar pasti senang sekali, dengan rasa kegembiaraan karena keluar lingkungan rumah itu sangat indah. Namun dia akan ngedrop lagi saat bertemu dengan orang-orang yang non disabilitas melirik dia. Ada mata yang sensi dan sebagainya,” kisah Huda.

Markas Roemah Difabel. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Kata sensi yang dimaksud Huda adalah ketika teman-teman penyandang disabilitas menjadi pusat perhatian orang dengan semua stigma yang diberikan. Padahal ketika teman-teman disabilitas ini pergi keluar mereka riang sekali.

"Kami di komunitas sendiri kan pernah jalan-jalan naik kereta api dari Semarang-Solo-Jogja. 40 orang. Itu teman-teman yang belum pernah naik kereta api sangat gembira sekali. Kelihatan dari wajahnya. Kita juga membawa teman-teman relawan," ucap laki-laki yang saat ini berkuliah di Universitas Semarang jurusan Akuntansi tersebut.

Huda mengatakan jika wisata Semarang untuk infrastruktur pariwisata masih belum ramah bagi penyandang disabilitas. Hal itu ditunjukkan dengan masih banyaknya anak tangga, belum tersedianya ramp untuk pengguna kursi roda, belum tersedia jalur khusus untuk teman-teman netra, dan untuk fasilitas toilet juga masih belum.

“Kalau standar sendiri kita mengacu pada UU No 8 tahun 2016. Di situ sudah mengatur aksesibilitas suatu tempat, contohnya aja adanya ramp dengan kemiringan tujuh derajat. Untuk toilet sendiri kursi roda bisa masuk, ada pegangan di dalam toilet. Untuk anak tangga diminimalisir, terus lantai jangan yang licin,” kata Huda.

Ramp yang aksesibel bagi penyandang disabilitas. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Sebab itu Huda merasa PR yang perlu diperbaiki bersama masih banyak terkait hal tersebut.

"Belum puas dengan infrastruktur. Nggak di Semarang atau di luar Semarang juga belum. Di Bali pun juga belum. Jogja belum. Candi Prambanan belum, misal di candi di tempat terbuka, kami diberi fasilitas mobil itu belum. Kalau jalan jauh itu kan kecapekan," tambahnya.

Kurangnya akses ini juga dijelaskan oleh Irfan Bagus Fahrudin, seorang tunanetra anggota Roemah Difabel. Menurut Irfan, spot yang belum ramah disabilitas terutama yang bentuknya masih tangga dan wisata-wisata alam. "Pokoknya yang wisata alam itu masih susah. Masih kurang kayak Candi Gedong Songo," katanya.

Semoga ke depan ada perbaikan lebih lanjut ya, Millens. (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: