BerandaHits
Senin, 15 Mei 2022 11:15

Viral Penumpang Pesawat Ribut Karena Serobot Antrean, Kenapa sih Orang Malas Antre?

Tangkapan layar dari video viral penumpang pesawat ribut karena ada yang menyerobot antrean. (Instagram/majeliskopi08 via Suara)

Sebuah video yang menunjukkan dua perempuan terlibat cekcok di pesawat beredar luas. Menurut narasi, salah seorang perempuan disebut menyerobot antrean ketika penumpang lain hendak turun. Menyerobot antrean memang bukan kasus baru di Indonesia. Tapi, apa ya yang bikin orang malas banget diminta antre dengan tertib?

Inibaru.id – Beberapa hari lalu media sosial dihebohkan dengan potongan video dua perempuan yang adu mulut di pesawat. Berdasarkan narasi yang beredar, keributan dipicu seorang penumpang yang menyerobot antrean ketika hendak turun dari pesawat. Hm, kenapa ya orang malas antre?

Ternyata, ada alasan psikologis di balik banyaknya dalih orang yang ogah antre. Ada penelitian yang mengungkap kalau 36 persen orang menghitung berapa banyak waktu terbuang ketika mengantre.

Alasannya, banyak orang nggak suka membuang waktu untuk mengantre. Menurut mereka, waktu mengantre, seharusnya bisa digunakan untuk mengerjakan kesibukan lainnya. Kamu mungkin juga salah seorang yang mengurungkan niat menuju kasir atau ATM yang antreannya mengular bukan?

Selain itu, orang nggak suka dengan ketidakpastian, termasuk mengantre. Ketidakpastian yang dimaksud adalah orang belum tahu berapa lama waktu yang akan dihabiskan saat mengantre. Akibatnya, orang gelisah ketika waktu terbuang untuk mengantre. Beberapa orang kaya, barangkali memilih mengeluarkan uang untuk nggak mengantre.

Beda Penerapan

Kamu tentu nggak asing dengan pemandangan seperti ini ketika hendak naik transportasi umum. (Detik)

Eits, bukan cuma itu, ketika mengantre orang juga merasakan adanya ketidakadilan. Biasanya ini bisa terjadi ketika ada orang lain yang tanpa bersalah langsung menerobos antrean. Sebal kan sudah lama antre tapi ada orang yang seenaknya menyerobot?

Sebelum kamu ikut-ikutan nggak mau antre, dikutip dari Repositori Kemdikbud, budaya mengantre merupakan cara untuk menghargai waktu dan hak orang lain. Budaya mengantre diterapkan di berbagai jenis masyarakat. Baik di masyarakat tradisional, maupun di perkotaan.

Tapi, memang keduanya memiliki cara yang berbeda dalam menerapkannya. Dalam masyarakat tradisional, penerapan budaya mengantre cenderung mengedepankan strata sosial. Sementara di perkotaan, nggak mengutamakan status sosial. Siapa yang datang duluan ya mengantre di depan.

Bagaimana dengan budaya mengantre di Indonesia? Sayangnya, masih banyak penduduk Indonesia yang malas antre. Dalih yang paling kerap dilontarkan adalah terburu-buru. Kamu bisa menemukan fenomena orang berdesak-desakan karena ogah antre ketika di transportasi publik. Mereka tanpa ragu mendorong-dorong agar cepat naik.

Kalau dipikir-pikir, setiap orang memiliki kesibukan yang sama dan harus mengejar waktu. Lalu, apa sih faktor yang membuat orang Indonesia malas banget buat antre?

Bagi sebagian orang, mengantre membuang waktu. (Metro uk via Hipwee)

Rupanya, ada faktor internal seperti beberapa orang gagal paham tentang definisi mengantre. Egoisme yang tinggi juga memengaruhi orang malas antre. Duh!

Ada pula faktor eksternal, Millens, seperti lingkungan baik itu keluarga maupun pertemanan. Orang cenderung meniru apa yang panutannya lakukan.

Dua faktor inilah yang bikin orang Indonesia malas untuk mengantre. Akibatnya, nggak jarang mereka cenderung memilih menyerobot antrean. Tanpa disadari hal ini membuat orang lain yang sudah patuh mengantre jadi rugi.

Padahal, budaya sabar mengantre mengajarkan orang untuk menghormati dan menghargai orang lain, serta disiplin.

Mengantre juga melatih kesabaran kita serta menekan egoisme. Karena itu, yuk mulai menyadari bahwa kepentingan sosial sama pentingnya dengan kepentingan individu. Kalau merasa bosan mengantre, kamu bisa kok menghabiskan waktu luang untuk bermain gawai atau berinteraksi dengan orang lain. Ingat, waktumu sama berharganya dengan waktu orang lain, Millens. (Sol/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: