Inibaru.id – Sejak Senin (8/3/2021), 1,1 juta dosis Vaksin Oxford-AstraZeneca telah tiba di Indonesia. Hal ini diungkap oleh juru bicara vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto.
Dengan keberadaan vaksin ini, berarti kini ada dua jenis penangkal virus corona yang bisa dipakai di Tanah Air setelah sebelumnya hanya mengandalkan Sinovac.
Beda Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca
Meski lebih dikenal dengan nama vaksin AstraZeneca, sebenarnya nama vaksin ini adalah AZD1222. Pengembangan vaksin tersebut memakai platform vector adenovirus. Artinya, vaksin dikembangkan dari virus yang membawa protein spike dalam Covid-19 yang sebelumnya diinjeksikan dalam simpanse.
Hasil penelitian ini kemudian dimodifikasi secara genetik demi memastikan nggak memberikan dampak buruk bagi manusia.
Teknologi ini sangat berbeda dengan yang dipakai untuk mengembangkan vaksin Sinovac. Vaksin yang disebut terakhir memakai platform inactivated virus alias virus utuh, tapi sudah dimatikan. Metode ini juga dipakai dalam pengembangan vaksin flu serta polio.
Efikasi Lebih Tinggi
Salah satu keunggulan dari vaksin AstraZeneca adalah angka efikasinya yang cukup tinggi. Berdasarkan uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Inggris, Afrika Selatan, serta Brasil, angkanya mencapai 70,4 persen.
Hasil itu lebih tinggi dari uji klinis vaksin Sinovac di Bandung yang mencapai 65,3 persen saja. Meski begitu, angka ini sudah melebihi standar WHO yang hanya 50 persen.
Ada Efek Samping
Wajar jika usai vaksin, pasien akan mendapatkan efek samping. Nah, orang yang baru saja mendapatkan vaksin AstraZeneca akan mengalami sensasi lelah, menggigil atau demam, mengalami sakit kepala, nyeri pada persendian, kepala pusing, sakit perut hingga penurunan nafsu makan, meningkatnya keringat, gatal-gatal dan ruam, hingga peradangan sistemik.
Sementara, efek samping Sinovac cenderung ringan atau sedang, seperti nyeri, iritasi, kemerahan, pembengkakan, nyeri otot, rasa lelah, hingga demam.
Harga Lebih Murah
Nah, kalau soal harga, vaksin AstraZeneca diprediksi hanya di angka sekitar Rp 42 ribu hingga Rp 70 ribu per dosis. Sementara itu, untuk vaksin Sinovac, harganya diprediksi sekitar Rp 200 ribu per dosis. Wah!
Lalu, untuk dosis, AstraZeneca diberikan sebanyak dua kali dengan dosis sekitar 0,5 ml setiap kali penyuntikan. Jarak penyuntikan setiap dosis diatur selama 28 hari.
Hal yang mirip juga dilakukan pada vaksin Sinovac. Dosisnya juga 0,5 ml. Namun, jarak penyuntikannya 14 hari.
Lalu, terkait suhu penyimpanan, kedua jenis vaksin ini cenderung sama kok. AstraZeneca sebaiknya disimpan pada suhu 2-7 derajat Celsius, sedangkan Sinovac pada suhu 2-9 derajat Celsius.
Nah, itulah perbedaan vaksin AstraZeneca dengan Sinovac. Keberadaan anti-virus baru ini semoga membuat pengendalian pandemi Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih baik, ya Millens! (Det/IB09/E03)