BerandaHits
Senin, 7 Feb 2021 18:00

Ular Tangga, Permainan Papan Zaman Bahela yang Cuma Bisa Menang dengan Keberuntungan

Permainan Ular Tangga diyakini berasal dari India Kuno. (Buka Review)

Eksis hingga sekarang, siapa sangka permainan Ular Tangga sudah ada sejak abad ke-13. Gaya permainannya sederhana dan satu-satunya cara memenangkan permainan ini adalah keberuntungan.

Inibaru.id – Ketika dadu selesai dilempar, kamu berjalan. Inilah ular tangga, permainan papan yang konon sudah dikenal sejak abad ke-18, meski ada pula yang mengatakan jauh sebelumnya, yakni sekitar 1300-an. Cara bermainnya sederhana: tangga berarti naik, ular berarti turun.

Kapan ular tangga mulai dikenal orang memang masih jadi perdebatan, tapi hampir semuanya sepakat, permainan yang hanya bertumpu pada keberuntungan melempar angka dadu ini bermula dari India. Ia diciptakan oleh Saint Gyandev dengan nama Vaikuntapali.

Versi permainan ini nggak cuma satu. Ada gaya Jainisme, Hindu, Islam, dan Buddha, yang dimainkan hingga kini. Oya, seperti dikatakan sebelumnya, cara bermain papan ini sangatlah sederhana, jauh berbeda dengan catur, permainan papan yang juga konon berasal dari India.

Mengandalkan Kemujuran

Paramapada Sopanam Pata, permainan papan seperti ular tangga yang dicetak di Karnataka, antara 1800-1850. (Scroll.in/British Library)

Jika catur dimainkan dengan penuh strategi, ular tangga hanya mengandalkan kemujuran untuk menang. Dulu, permainan ini dijadikan salah satu metode para pendeta untuk bermeditasi dan mengajarkan moral. Jadi, selain khotbah, mereka juga menggunakan ular tangga untuk mengajarkan karma kepada anak-anaknya.

Dalam agama apa pun,ular tangga memakai nama-nama berbeda, seperti Gyan Chauper, Moksha Patma, dan Paramapada Sopanapata. Istilah-istilah ini bisa diterjemahkan sebagai permainan pengenalan diri atau permainan langkah utama menuju ke arah yang lebih tinggi.

Jadi, begini, ular sering dianggap menjadi simbol sifat buruk yang membuat seseorang nggak akan pernah maju dan harus menanggung akibatnya. Sementara, tangga dimaknai sebagai perbuatan baik yang bisa mengantarkan seseorang ke tempat yang lebih tinggi dari seharusnya. Paham kan kenapa ketika berhenti pada gambar ular harus turun dan naik saat dapat tangga?

Angka Dalam Ular Tangga

Angka-angka dalam ular tangga juga memiliki makna. (Pinterest)

Mungkin kamu belum tahu kalau angka-angka dalam papan ular tangga ternyata memiliki korelasi dengan sifat buruk atau kebajikan tertentu. Contohnya, Iman (12), Keandalan (51), Kedermawanan (57), Pengetahuan (76) dan Asketisme (78).

Selain itu, angka lain dalam permainan yang umumnya terbagi menjadi 100 kotak itu adalah Ketidaktaatan (41), Kesombongan (41), Kesombongan (44), Vulgar (49), Pembunuhan (73), Amarah (84), Keserakahan (92), Kesombongan (95), dan Nafsu (99).

Ini terdapat dalam khasanah sejarah Hindu yang mencakup filsafat Karma, Kama, dan Moksha, yaitu takdir, keinginan, dan keselamatan.

Perbuatan Baik dan Buruk

Ular tangga mencerminkan hubungan baik dan buruk. (Towerhousedolls.blogspot)

Jika seseorang melakukan perbuatan baik dan mampu menahan diri, kemungkinan dia mencapai pembebasan. Sebaliknya, perbuatan buruk yang dilakukan bakal membuat dia lahir kembali sebagai jiwa yang lebih rendah.

Oya, kalau kamu perhatikan, jumlah ular jauh lebih banyak ketimbang tangga. Maknanya, dalam hidup kesulitan lebih sering terjadi dan menemukan jalan yang benar itu nggak gampang. Wah, benar banget!

Bentuk tangga juga nggak sama pada setiap versi, Millens. Dalam Ular Tangga versi muslim, tangga dibuat lebih pendek. Hal ini menggambarkan bahwa jalan menuju kebenaran dilakukan secara bertahap. Variasi ini bergantung pada tempat, budaya, dan agama penggunanya.

Nenek Moyang Ular Tangga

Gyan Chaupar. (Scroll.in/Wikimedia)

Dulu, permainan ini dibuat di atas selembar kain atau kertas. “Mainan” ini diperlakukan bak naskah. Papan bakal dihias secara rumit dan memuat banyak pesan bijak keagamaan, pola arsitektur, dan tumbuh-tumbuhan.

Selain itu, papan ini juga dilengkapi dengan tokoh-tokoh suci dan pemandangan surga dan neraka. Sebelum menggunakan dadu dan bidak seperti sekarang, orang menggunakan kerang dan potongan-potongan kayu.

Barangkali karena cara mainnya simpel atau hendak menguji keberuntungan, permainan ini sangat populer. Pada abad ke-19, Inggris memodifikasi Ular Tangga menjadi The Ladder to Salvation (Tangga Keselamatan) dan mengimpornya ke Eropa.

Barulah pada 1942 permainan ini diperkenalkan di Amerika Serikat dengan modifikasi dan dinamai Chutes and Ladders (Perosotan dan Tangga). Modifikasi tersebut membuat permainan ini hanya dipakai untuk mengisi waktu. Kesan filosofisnya jadi nggak ada. Tapi tetap, kamu butuh keberuntungan!

Eh, ngomong-ngomong, kamu suka main ular tangga nggak nih? Lebih sering turun apa naik, Millens? (Kek,Bo,IDN/IB21)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: