BerandaHits
Selasa, 29 Mar 2021 16:00

Tidak Ada Layanan Google di Negara Ini, Bagaimana Mereka Mencari Informasi di Internet?

Ternyata, ada lo negara yang nggak menyediakan layanan Google. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Ternyata, ada lo negara yang tidak menggunakan layanan mesin pencarian Google. Lantas, bagaimana ya mereka mencari informasi di internet?

Inibaru.id – Dunia teknologi internet saat ini hampir mustahil dipisahkan dari aplikasi mesin pencari Google. Didirikan Larry Page dan Sergey Brin, perusahaan multinasional asal Amerika itu kini telah merambah banyak hal, mulai dari komputasi web hingga periklanan daring. Lalu, adakah negara yang berani menolak atau nggak mendapatkan "layanan" Google?

Jawabannya, ada! Di dunia ini, rupanya ada negara yang menolak Google, sehingga kamu nggak bisa mencari apa pun via Goolge saat berada di negara tersebut.

Perlu kamu tahu, sekitar awal Februari 2021 lalu, Google sempat ingin menarik layanan pencarian Google di negara tetangga kita, Australia. Hal ini disebabkan oleh undang-undang baru di Negeri Kangguru tersebut yang dianggap mengebiri kewenangan Google dalam menyediakan layanannya bagi warganet.

Ihwal kejadian, pemerintah Australia ingin Google membayar kantor berita setempat untuk berita-berita yang tampil di hasil pencarian. Google tidak setuju dengan hal ini, kemudian mengeluarkan ancaman tersebut.

Bukan yang Pertama

Di Tiongkok, mesin pencari yang paling banyak digunakan bukanlah Google, melainkan Baidu. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Perseteruan Google dengan kebijakan pada sebuah negara bukan kali itu saja terjadi. Sebelumnya, Google pernah berseteteru dengan Tiongkok. Pertikaian itu membuat layanan Google nggak bisa diakses di Negeri Tirai Bambu.

Sekitar 2010 lalu, Google dan sejumlah perusahaan teknologi melaporkan serangan siber yang sangat canggih dari Tiongkok. Mereka melaporkan, serangan ini didukung pemerintah setempat. Lantaran kejadian ini, Google sampai memutuskan menutup layanannya di sana.

Selain serangan siber, Google diyakini menutup layanannya di Tiongkok karena adanya aturan penyensoran yang berlebihan di sana. Padahal, setidaknya ada 900 juta warganet di Tiongkok atau sekitar 20 persen dari jumlah total warganet sejagat.

Warga Tiongkok merespons serangan ini dengan beralih ke Baidu, mesin pencari informasi yang memiliki fitur mirip Google. Sekitar enam tahun usai mesin pencari ini dibuat, setidaknya 57 persen pasar Tiongkok mereka kuasai dan 50 persen iklan digital di sana.

Berbeda dengan Google yang mampu menyediakan informasi apa pun, pencarian di Baidu lebih "terkontrol". Ada sejumlah informasi yang nggak bisa diakses karena permintaan pemerintah Tiongkok, misalnya pembantaian di Lapangan Tiananmen atau peristiwa 4 Juni.

Untuk kamu yang nggak bisa lepas dari teknologi terkini, sepertinya bakal sangat sulit berpisah dari Google ya? (Sua/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: