BerandaHits
Selasa, 25 Apr 2022 11:05

Ternyata, Perubahan Iklim Juga Dipengaruhi oleh Kentut Sapi

Kentut sapi mempengaruhi perubahan iklim. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Sapi adalah hewan ternak yang cukup mudah ditemui di banyak tempat. Maklum, jumlah manusia yang mengonsumsi susu dan dagingnya sangat tinggi. Tapi, kamu tahu nggak kalau kentut sapi dalam jumlah banyak mampu mempengaruhi 10 persen dari perubahan iklim? Ini beneran, lo.

Inibaru.id – Biasanya sih, yang dibahas dalam masalah perubahan iklim adalah ketergantungan manusia pada energi yang nggak ramah lingkungan layaknya minyak dan batu bara, serta semakin rusaknya alam akibat kerakusan manusia. Tapi, kamu tahu nggak kalau perubahan iklim juga bisa disebabkan oleh sesuatu yang terkesan remeh banget, yakni kentut sapi? Ini beneran lo.

Jadi ya, di dalam kentut sapi ini ada gas metana yang bisa memberikan efek buruk bagi iklim bumi. Bahkan, disebutkan kalau gas metana dari kentut hewan yang dipelihara manusia untuk dikonsumsi daging dan susunya ini mempengaruhi 10 persen dari emisi gas di seluruh planet. Kok bisa besar banget sih?

Omong-omong, gas metana muncul dari hasil proses pencernaan hewan memamah biak layaknya sapi. Di dalam perut hewan ini, ada semacam mikroba yang mengolah makanan namun juga memproduksi gas tersebut.

Meski kentut adalah hal yang wajar muncul pada hewan, gas metana yang ikut muncul dalam kentut sapi memiliki dampak buruk bagi alam. Maklum, kalau sampai gas ini berkumpul di atmosfer, bisa menahan panas sampai 85 kali lebih besar dari karbondioksida. Intinya, gas metana memang bisa memberikan dampak perubahan iklim 85 kali lebih cepat dibandingkan dengan karbondioksida yang diproduksi manusia setiap saat lewat pernapasan.

Kentut sapi memiliki gas metana yang buruk bagi alam. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Oya, angka pengaruh 10 persen ke perubahan iklim ini sebenarnya turun jika dibandingkan dengan laporan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, Joint Global Change Institute, serta Departemen Energi negara tersebut yang menyebut pengaruh kentut sapi ke perubahan iklim pada 2017 mencapai 11 persen. Meski begitu, tetap saja hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih.

Soalnya, sampai sekarang, banyak orang yang masih menganggap remeh efek dari kentut sapi tersebut. Penelitian terkait dengan peternakan sapi dan kaitannya terhadap perubahan iklim juga masih minim. Padahal, konsumsi susu dan daging hewan ini sangat tinggi sehingga bisa dipastikan jumlah sapi di dunia juga sangat banyak.

Per 2020 lalu saja, Data dari Kementerian Pertanian menyebut rata-rata jumlah sapi potong dunia pada 2016 sampai 2020 mencapai lebih dari 976 juta ekor per tahun.

“Di banyak wilayah di dunia, jumlah ternak berubah, dan pembudidayaan telah menghasilkan jumlah hewan yang lebih besar dengan asupan makanan yang lebih tinggi. Ini, bersama dengan perubahan dalam manajemen peternakan, dapat menyebabkan emisi metana yang lebih tinggi,” ungkap peneliti Departemen Pertanian AS (USDA) Julie Wolf.

Hm, kalau menurutmu, apakah sebaiknya kita mengurangi jumlah sapi di dunia atau mengurangi konsumsi susu dan dagingnya agar jumlah kentut sapi yang mempengaruhi perubahan iklim juga berkurang, Millens? (Pik, Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: