Inibaru.id – Meski masih terjebak macet saat harus melewati jalur Unnes – Sampangan Kota Semarang saat berangkat kerja tadi pagi, Handoko setidaknya lebih tenang. Kemacetan tersebut nggak lagi hanya berasal dari kendaraan yang memelankan laju agar nggak nyangkut atau oleng saat melewati tanjakan Trangkil yang rusak. Namun, karena adanya proses perbaikan di bagian tanjakan yang menonjol dengan ekstrem.
Yap, bagi warga Kota Semarang, khususnya yang tinggal di kawasan Gunungpati, tanjakan Trangkil menjadi satu-satunya jalur yang bisa mereka gunakan untuk mencapai kawasan Sampangan atau pusat Kota Semarang. Masalahnya, selain turunannya yang cukup tajam, dalam beberapa hari belakangan, muncul patahan yang cukup ekstrem di sana.
Sebenarnya, patahan ini sudah ada sejak lama, namun nggak membahayakan. Tapi, semenjak viral di media sosial X setelah diungkap akun @unnesmf dan juga akun Instagram @infokejadiansemarang pada Minggu (20/4/2025) lalu, terlihat jelas kalau patahan tersebut kian mengkhawatirkan.
“Tadi pagi saya dapat kabar ada yang kecelakaan lagi gara-gara melewati patahan itu. Sebelumnya juga ada kabar beberapa mobil nyangkut di sana. Setahu saya sekarang area tersebut sedang dikeruk, diperbaiki. Makanya sekarang di sana lumayan macet,” cerita Handoko pada Selasa (22/4) siang.
Tapi, sebenarnya apa sih yang bikin patahan di turunan Trangkil bisa terangkat hingga membuat mobil nyangkut? Kalau menurut Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (EDM) Provinsi Jawa Tengah, ternyata gara-gara adanya dua jalur patahan aktif di tanjakan Trangkil.
Nah, ada indikasi terjadi aktivitas geologi di bawah permukaan tanah yang memicu pergerakan tanah ke atas yang akhirnya bikin patahan di tanjakan Trangkil jadi semakin parah.
FYI aja nih, patahan trangkil ini masuk bagian dari tiga sesar mayor di Kota Semarang. Dua sesar lainnya adalah yang memanjang dari kawasan Kalialang, Green Wood, Bukit Manyaran Permai, Gua Kreo, dan Sadeng. Sementara yang terakhir meliputi wilayah Bendan Duwur (Sampangan) sampai Hutan Tinjomoyo.
Selain tiga sesar mayor, ada dua mega sesar yang juga nggak kalah menyimpan energi besar, yaitu Sesar Kaligarang yang membelah kawasan Srondol/Banyumanik sampai kawasan Gunungpati, serta Sesar Baribis.
Yap, di sebagian wilayah Kota Semarang, memang ada pergerakan di dalam tanah yang bisa memicu adanya patahan pada permukaan jalan. Selain di tanjakan Trangkil, turunan Gombel Lama, serta jalur Unika juga mengalami hal serupa.
Semoga saja proses perbaikannya bisa berjalan dengan lancar sehingga kondisi tanjakan Trangkil bisa membaik seperti sedia kala. Terlepas dari perbaikan itu, apa kabar rencana pembangunan jalur alternatif untuk menghubungkan Banyumanik – Gunungpati? Kalau saja terealisasi, pastinya bakal jadi pilihan yang lebih aman ya, Millens? (Arie Widodo/E05)
