BerandaHits
Senin, 22 Okt 2017 03:48

Tentang Bapak yang Mendorong Gerobak Sejauh 75 Km untuk Mengobatkan Anaknya

Suprijadi membopong Waras Yanuar (Liputan6.com)

Seorang ayah mendorong gerobak sejauh 75 kilometer demi mengobatkan anaknya sungguh memantik empati. Benarkah kisah itu? Pengakuan orang yang mengenal lelaki itu bisa dijadikan acuan untuk menilai kisah heroik ini.

Inibaru.id - Seorang bapak membawa anaknya di atas gerobak yang dia dorong dari Madiun ke Surabaya untuk mengobatkan anaknya yang sakit.

Berita tentang Waras Yanuar (14) dan ayahnya Suprijadi (52), menjadi ramai setelah pengakuan sang ayah.

Sehari semalam, Suprijadi mengaku mendorong dan menarik anaknya yang sedang sakit di dalam gerobak khusus yang dia desainnya. Tak tanggung-tanggung, jarak tempuhnya sekitar 75 kilometer.

Baca juga: Gadis Ini Seharian Gantikan Menteri Yohana

“Berangkat dari Madiun Selasa, sampai di Surabaya Rabu pagi,” ungkap Suprijadi seperti dilansir Kompas.com (20/10/2017).

Sesampai mereka di Surabaya, sebelum dibawa ke rumah sakit, Waras sempat berpindah-pindah untuk ditempatkan di rumah keluarganya di Sidoarjo.

Membawa anaknya dengan gerobak bukan sekali saja dilakukan Suprijadi. Dia mengaku sudah berkali-kali membawa anaknya dari Madiun ke Surabaya dengan gerobak.

“Dua pekan sekali, anak saya periksa ke rumah sakit di Surabaya,” ucapnya.

Lagi-lagi lewat pengakuan Suprijadi, dirinya merasa malu jika terus-terusan dibantu keluarga dan tetangganya untuk mengobati putranya. “Akhirnya saya tarik saja (gerobak-Red) sesampai-sampainya.”

Waras adalah anak bungsu Suprijadi. Sejak empat tahun lalu dia menderita sakit. Karena sakit panas, dan tidak segera diberi tindakan medis, anaknya lalu menderita lumpuh. Untuk merawat anaknya di Madiun, Suprijadi mengaku meninggalkan pekerjaannya di Surabaya.

Sementara istrinya, kata Suprijadi, pergi ke Surabaya setelah mengetahui anaknya sakit.

Sudah Lama di Surabaya

Apakah benar semua pengakuan Suprijadi? Kompas.com menelusuri kampung halaman Suprijadi di Madiun pada Kamis (19/10/2017) sore. Penelusuran menemukan bahwa keterangan Suprijadi tidak sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Sugihwaras, tempat Suprijadi tinggal di Madiun.

Kepala Desa Sukimin mengatakan, Suprijadi dan keluarga sudah lama tidak tinggal di Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Terakhir, Suprijadi bermukim di desa itu pada 2011.

“Pak Suprijadi memang pernah tinggal di desa ini. Dia tinggal di rumah kakak iparnya, Sulistianingsih enam tahun yang lalu,” kata Kepala Desa Sugihwaras, Sukimin saat ditemui di rumahnya, Kamis (19/10/2017) sore.

Ia menuturkan, Suprijadi dan istrinya, Winarsih tinggal di rumah Sulistianingsih sekitar lima tahun, dari 2005 hingga 2011. Saat berada di desa itu, pria beranak empat itu bekerja sebagai buruh tani dan kuli bangunan.

Setelah bekerja enam tahun, kata Sukimin, Suprijadi bersama istri dan empat anaknya pindah ke Surabaya.

Kakak ipar Sukimin, Sulistianingsih mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan adiknya, Winarsih. Terakhir, Ningsih, panggilan akrab Sulistianingsih, bertemu adiknya tinggal di sebuah kos di Surabaya sebelum Lebaran.

Baca juga: Aksi Ta Nou Wanita Asal Gorontalo Mencelupkan Tangan ke Minyak Panas Pukau Malaysia

Sebelum pindah ke Surabaya, Ningsih mengatakan Suprijadi dan istrinya pernah tinggal selama enam tahun di rumah Ningsih. Namun setelah itu, Suprijadi dan istrinya memilih pindah ke Surabaya.

Tentang anak keempat Suprijadi yang sakit, Ningsih mengatakan anak adiknya memang sakit sejak kecil. Awalnya, keponakannya yang biasa dipanggil Bendol itu terlahir normal.

Namun setelah berumur setahun, Bendol terserang sakit panas. Saat itu, leher Bendol tidak bisa digerakkan, lalu dirawat di rumah sakit.

Ningsih tidak mengetahui tersebarnya foto-foto Suprijadi membawa Bendol dengan gerobak dari Madiun ke rumah sakit di Surabaya. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: