Inibaru.id – Salah satu masalah lingkungan yang sangat parah adalah sampah plastik yang terbuang hingga ke lautan lepas. Apalagi, per tahunnya setidaknya ada 12 juta ton plastik yang terbuang ke lautan. Masalahnya, sampah-sampah plastik ini nggak bisa terurai di laut dan hanya berubah jadi mikroplastik yang berbahaya.
Mikroplastik ini nggak hanya mencemari lingkungan laut, melainkan juga ikut termakan ikan yang kemudian juga dimakan oleh manusia. Jadi, bisa dikatakan kita memakan sampah yang kita buang sendiri ya? Selain jorok, sangat berbahaya bagi kesehatan.
Untungnya, kini sudah ada penemuan bioplastik yang bisa terurai di laut. Bioplastik ini dihasilkan dari penelitian yang dilakukan di Woods Hoole Oceanographic Institution (WHOI) yang berlokasi di Amerika Serikat. Yang hebat, bioplastik ini kabarnya bisa lebih cepat terurai dibandingkan dengan kertas yang terbuang di lautan dan nggak mencemari lautan dalam jangka panjang.
Sebenarnya, sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari bioplastik yang aman bagi lingkungan. Nah, salah satu dari bioplastik tersebut adalah yang berbahan selulosa diasetat (CDA). Dengan bahan inilah, para peneliti kemudian mengembangkan sebuah bioplastik yang bisa terurai lebih cepat dari kertas di lautan alias lebih cepat dari 2-5 bulan.
Bryan James, Collin Ward, Sun Yanchen, Kali Pete, dan Chris Reddy yang melakukan penelitian tersebut bahkan menganggap CDA versi baru ini bakal lebih efektif menggantikan plastik Styrofoam yang sama sekali nggak bisa terurai di lautan hingga bertahun-tahun. Alasannya, mereka mampu memodifikasi bahan CDA tersebut dengan melakukan modifikasi foaming alias menambah struktur pori-pori kecil yang memungkinkan bioplastik tersebut bisa terurai dengan lebih cepat.
Dalam penelitian yang kemudian diunggah di Interesting Engineering (17/10/2024) tersebut, disebutkan bahwa bioplastik versi baru ini dites selama 36 pekan dengan cara ditempatkan di dalam tangki terus dialiri air laut. Hasilnya, sebanyak 65-70 persen bioplastik berkurang dari ukuran awal. Di sisi lain, Styrofoam sama sekali nggak terurai dalam kurun waktu yang sama.
“Sebagai seorang ilmuwan sekaligus perekayasa material, kami senang dengan hasil penelitian ini karena memakai material yang sedikit, biaya rendah, sekaligus memberikan dampak positif yang besar bagi lingkungan,” ucap salah seorang peneliti Bryan James.
Penelitian lanjutan akan terus dilakukan. Yang pasti, kini kita punya titik cerah terkait masalah sampah plastik yang sebelumnya jadi masalah besar. Semoga saja bisa segera digunakan untuk kepentingan umat manusia dan alam, ya, Millens. (Arie Widodo/E05)