BerandaHits
Jumat, 15 Jun 2023 19:06

Tanggapan Kemendikbud Ristek Tentang Kontroversi Wisuda Anak TK-SMA

Ilustrasi: Wisuda pada anak usia TK hingga SMA dianggap membebani orang tua karena nggak keberadaannya kurang terlalu diperlukan. (Pexels/Yan Krukau)

Acara wisuda yang digelar untuk siswa TK, SD, SMP, dan SMA sedang jadi pembicaraan warganet karena dianggap membebani orang tua. Seperti apa ya tanggapan dari Kemendikbud Ristek terkait dengan hal ini?

Inibaru.id – Nggak hanya biaya pendidikan yang terus naik, kini banyak orang tua yang juga diresahkan dengan tetek-bengek lain yang terkait dengan sekolah anak-anaknya. Salah satunya adalah acara wisuda yang diadakan saat kelulusan anak TK, SD, SMP, dan SMA. Padahal, dulu wisuda hanya diadakan bagi mahasiswa yang sudah lulus.

Pengamat dunia pendidikan Ina Liem menjelaskan bahwa wisuda awalnya dianggap sebagai penanda bahwa seseorang telah lulus dari perguruan tinggi.

“Itu adalah tanda seseorang tuntas pendidikan formalnya dan akan memasuki dunia kerja,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Tribunnews, Rabu (14/6/2023).

Kalau memang seharusnya diperuntukkan bagi kelulusan mahasiswa, kok bisa kemudian wisuda juga dilakukan untuk anak didik di tingkat TK, SD, SMP, atau SMA? Menurut Ina, fenomena wisuda bagi siswa sekolah baru dimulai pada 2000-an.

“Awalnya untuk lucu-lucuan. Anak-anak TK memakai topi wisuda kan difoto kelihatan lucu. Tapi lama-lama malah diseriusin,” lanjut Ina.

Hal serupa diungkap pengguna Quora bernama Harvenya Faelasuffa. Dia membagikan pengalaman ibunya yang seorang guru TK. Awalnya, acara kelulusan anak TK hanyalah berupa acara Pentas Seni dan Perpisahan. Acara ini diisi oleh anak-anak yang menunjukkan bakat dan keterampilannya usai belajar di TK tersebut. Lama-lama, acara ini berubah jadi acara wisuda yang lebih serius.

Sebelum jadi acara wisuda sekolah, dulu acaranya sebenarnya hanya berupa pentas seni dan perpisahan. (Quora/Harvenya Faelasuffa)

Meski menyenangkan bagi anak-anak, banyak orang tua yang nggak berkenan dengan adanya acara wisuda ini karena membuat mereka harus merogoh kocek lebih dalam. Padahal, seringkali mereka sudah membayar mahal untuk biaya pendidikan bulanan dan biaya lain-lain.

“Nggak perlu lah acara wisuda yang nggak jelas manfaatnya selain hanya untuk hura-hura. Bikin pusing orang tua. Uang wisuda, uang terima kasih, uang wisata perpisahan, dan lain-lain. Itu semua jenis modus pungli yang nggak terkait dengan dunia pendidikan” ujar Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji sebagaimana dilansir dari Republika, Rabu (14/6).

Menanggapi kontroversi terkait acara wisuda di luar lingkup perguruan tinggi ini, Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ristek Anang Ristanto menyebut kegiatan seperti ini harus didiskusikan antara pihak sekolah dan orang tua, nggak boleh diputuskan secara sepihak oleh sekolah. Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.

“Kemendikbud Ristek mengimbau agar pihak sekolah berkomunikasi dengan Komite Sekolah dan persatuan orang tua murid dan guru (POMG),” sarannya sebagaimana dilansir dari Kompas, Kamis (15/6).

Hal serupa diungkap pendiri Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma. Dia meminta sekolah nggak boleh memaksakan acara wisuda jika memang memberatkan orang tua. Jika orang tua bersedia dan menyatakan bahwa mereka mampu mengadakan acara tersebut, nggak ada salahnya acara wisuda dilakukan.

Jadi, sudah clear ya, Millens. Intinya sih pihak sekolah dan orang tua harus berkomunikasi sebelum memutuskan akan menggelar acara wisuda atau tidak. Jika pihak sekolah memutuskan sendiri, pihak orang tua boleh protes jika memang nggak berkenan. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: