Inibaru.id – Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengajak sejumlah mahasiswa AS untuk melindungi keberadaan laut agar kekayaannya tetap terjaga dan bisa dinikmati hingga generasi selanjutnya. Ajakan tersebut disampaikannya melalui kuliah umum yang ia sampaikan di Harvard Keneedy School, Cambridge, AS.
Seperti ditulis Antaranews.com, Kamis (15/3/2018), hal itu diketahui berdasarkan siaran pers Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada Kamis (15/3).
Kuliah umum bertajuk “The State of Fisheries of Indonesua and Beyond” itu dilaksanakan pada Minggu (11/3). Menteri Susi mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi KKP seperti pencurian ikan (illegal fishing), perbudakan (slavery), hingga kebijakannya yang fenomenal, yaitu penenggelaman kapal.
Susi juga memaparkan sejumlah upaya dan kebijakan yang dilakukan KKP untuk menangani permasalahan tersebut di hadapan mahasiswa Indonesia dan mancanegara.
Baca juga:
Prie GS Tanyakan Isu Keluarga untuk Cagub Ganjar dan Sudirman
Kata Jasa Marga Terkait Tarif Tol Jakarta-Surabaya yang Viral
“Hari ini kami sharing dengan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Harvard di sini, supaya mereka mengetahui tentang kebijakan-kebijakan dari pemerintah Indonesia menuju keberlanjutan pembangunan perikanan Indonesia,” cakapnya.
Susi berharap, kebijakan-kebijakan ini terus dikawal pelaksanaanya. Dengan begitu, kebijakan yang baik tersebut bisa menjaga sumber daya laut agar tetap berkelanjutan.
Dalam kuliah umum yang disampaikan kurang lebih selama dua jam itu, Susi juga membahas tentang keberadaan nelayan yang setiap hari jumlahnya terus berkurang. Dia menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan KKP agar nelayan tetap ada.
Menurutnya, dengan mencapai tiga pilar utama perikanan dan kelautan, yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan, negara bisa menghapus permasalahan nelayan saat ini.
“Hasil penelitian menunjukan, dalam rentang waktu 2003-2013, kami kehilangan hampir 50 persen nelayan kami. Mengapa? Karena hampir tidak ada ikan lagi. Saya mengalami sendiri sebelum saya jadi menteri, saya berasal dari desa kecil di Pantai Selatan Jawa, di wilayah Laut Hindia. Pada 1999-2000-an awal, nelayan masih bisa menangkap hingga 10 ton, 20 ton ikan kakap merah, udang. Tapi tiba-tiba pada awal 2001 tangkapan mulai sedikit-sedikit hingga hampir tidak ada sama sekali,” ungkapnya.
Susi menilai, salah satu yang menyebabkan hal ini terjadi adalah dibolehkannya nelayan kapal asing untuk menangkap ikan di perairan di Indonesia sejak 2001. Untuk mencegah praktik pencurian ikan yang dilakukan kapal asing, berbagai kebijakan diterapkan, salah satunya penenggelaman kapal.
Baca juga:
Hasil Drawing Perempat Final Liga Champions: Dua Big Match!
Sekuel "Fantastic Beasts" Bakal Munculkan Dumbledore
Susi menyebutkan, upaya pemberantasan tersebut kini telah membuahkan hasil. Puluhan ribu kapal asing telah menghilang dari perairan Indonesia. Nggak jarang, melaui pemberantasan ini juga terungkap berbagai kasus lain seperti perbudakan dan penyelundupan.
“Kami berharap dengan menghentikan illegal fishing, masyarakat akan tertarik untuk kembali melaut. Di waktu bersamaan, kami juga melihat kenaikan nilai tukar nelayan dari 104 menjadi 110,” tandasnya. (MEI/GIL)