Inibaru.id – Kawasan Kota Lama adalah salah satu tempat wisata paling populer di Kota Semarang. Sayangnya, masih ada sebagian bangunan klasik di sana yang nggak bisa dirawat dengan semestinya karena pihak pemerintah kota (pemkot) kesulitan mencari atau menghubungi pemilik bangunan tersebut. Salah satunya adalah Gedung Butterworth yang sayangnya ambruk sebagian pada Senin (22/1/2024) lalu.
Gedung Butterworth bisa kamu temui di Jalan Kepodang, tepatnya di sebelah Bank Mandiri KCP Semarang Kepodang. Jaraknya kurang lebih 120 meter dari ikon paling populer di Kota Lama Semarang, Gereja Blenduk.
Menurut informasi yang diungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Wing Wiyarso, selama ini pihaknya memang kesulitan mencari siapa pemilik bangunan tersebut. Hal ini membuatnya kesulitan untuk melakukan perawatan sebagaimana yang berhasil dilakukan pada gedung-gedung lainnya di kawasan tersebut.
“Memang banyak pemilik bangunan di Kota Lama yang nggak tinggal di sini sehingga kita kesulitan untuk mengontaknya. Setidaknya kami pengin mereka merawat aset yang bersejarah tersebut. Kalau yang terakhir ini sudah ketemu nomornya dan kami minta amankan sisa bangunannya seperti kayu dan lainnya,” jelas Wing sebagaimana dikutip dari Radarsemarang, Selasa (23/1).
Wing menyebut Pemkot sebenarnya siap untuk mendukung segala bentuk restorasi atau revitalisasi bangunan. Tapi, hal ini tentu juga bergantung pada keputusan pemilik bangunan yang sudah banyak tinggal di luar negeri. Oleh karena itulah, sampai sekarang kita bisa melihat sejumlah bangunan di Kota Lama yang seperti terbengkalai.
Khusus untuk Gedung Butterworth, bangunan ini diperkirakan dibangun pada dekade 1930-an sebagai tempat perusahaan Butterworth & Co beroperasi. Asal kamu tahu saja, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan rempah-rempah ini didirikan oleh William Butterworth, laki-laki asli Inggris yang diperkirakan sudah tinggal di Semarang sejak 1818.
Arsitek Gedung Butterworth adalah WCP Schoemaker yang populer karena membangun dua gereja di Bandung, yaitu Gereja Katedral St. Petrus dan GPIB Bethel. Layaknya kedua bangunan ini pula, Gedung Butterworth didirikan dengan gaya modernism tropis. Fasad berwarna putih, garis-garis simetris, dan jendela yang besar pada bagian depan pun jadi ciri khasnya.
Layaknya Gedung Butterworth, ada beberapa bangunan lain di Kawasan Kota Lama yang bisa saja bernasib serupa. Soalnya, setidaknya ada 10 sampai 15 bangunan yang bahkan belum diketahui siapa pemiliknya. Mereka pun nggak bisa diminta untuk merawat bangunan bersejarah tersebut atau setidaknya memberikan izin pada Pemkot Semarang untuk melakukan revitalisasi.
Semoga saja nggak ada lagi bangunan lain yang ambruk seperti Gedung Butterworth di Kawasan Kota Lama Semarang ya, Millens. Sayang banget kalau pada akhirnya bangunan-bangunan bersejarah itu nggak bisa kita lihat lagi keindahannya di masa depan. (Arie Widodo/E05)