BerandaHits
Rabu, 2 Agu 2022 13:27

Satpam Terlibat Penganiayaan, RS Kariadi Bakal Selektif Pilih Tenaga Keamanan

Kasus kekerasan satpam RS dr Kariadi Semarang, sebelas pelaku sudah diamankan. (Ayosemarang/Audrian Firhanussa)

Sebelas satpam RS Kariadi melakukan penganiayaan kepada seseorang yang diduga telah mencuri ponsel. Hingga kini identitas korban belum diketahui.

Inibaru.id – Kasus kekerasan yang dilakukan 11 satpam RS dr Kariadi Semarang terus bergulir. Seluruh satpam telah ditahan aparat kepolisian sejak Rabu (27/7/2022). Tapi, sampai sekarang, identitas korban masih belum terungkap.

“Identitas korban memang belum teridentifikasi. Namun kasus ini tetap kami lanjutkan karena korban meninggal dunia,” ungkap AKBP Donny Lumbantoruan, Jumat (29/7).

AKBP Donny pun meminta masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya dengan ciri-ciri berjenis kelamin laki-laki, perawakan sedikit gemuk, punya tato pada lengan kanan dan kiri, tinggi 160 cm, dan usia sekitar 40 tahunan, untuk segera melapor ke polisi.

Kronologi Kekerasan

Kasus kekerasan ini berlangsung pada Rabu (27/7) dini hari. Kala itu, seorang pengunjung rumah sakit mengaku sudah menangkap seorang laki-laki yang diduga mencuri ponsel di lingkungan RSUP dr Kariadi.

Komandan Regu Satpam RSUD dr Kariadi Semarang Andreas Widarno (41) mengaku mendapatkan laporan dari anak buahnya, Eko Sudarsono, Rifan, dan Andri terkait pelaku pencurian ponsel. Ponsel kemudian dikembalikan ke pemiliknya, sementara korban diborgol oleh satpam lain bernama Suprapto dan digiring ke pos satpam.

Di sanalah korban dianiaya dengan disulut rokok pada bagian dahi, diinjak jarinya dengan sepatu, ditampar, dipukul, dan ditendang. Kalau menurut Andreas, rekan-rekannya emosi karena korban hanya diam saat ditanya soal identitasnya. Sesuai dengan standar operasional pengamanan, para satpam itu harus mendapatkan data tersebut.

“Pelakunya (korban meninggal) tidak kooperatif dan diam saja, maka teman-teman emosi,” jelas Andreas.

Korban kasus kekerasan satpam dr Kariadi Semarang belum diketahui identitasnya. (Beritabaru)

Pelaku lain, Ahmad Rifai (37), juga mengaku menyulutkan rokok ke dahi korban.

“Iya, saya sulut korban pakai rokok hidup ke jidat,” ungkap salah seorang tersangka, Ahmad Rifai (37), pada Jumat (29/7).

Tersangka lain kemudian bergantian melakukan kekerasan. Saat melihat korban pingsan, Andreas kemudian meminta Eko Widiyanto mengambil mobil patroli untuk dibawa ke IGD rumah sakit. Sayangnya, di sana korban justru dinyatakan meninggal dunia.

Pihak tenaga kesehatan di IGD dr Kariadi mendapatkan keterangan dari para satpam kalau korban jatuh hingga meninggal. Tapi, para nakes curiga dengan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban sehingga dilakukanlah visum.

Dari pemeriksaan itulah, terkuak kalau penyebab kematian adalah pendarahan hebat di otak akibat pukulan benda tumpul. Tenaga medis pun kemudian melaporkan kasus ini ke polisi.

RS Kariadi Bakal Lebih Berhati-Hati

Humas RSUP dr Kariadi Parna nggak membantah 11 satpam yang bertugas di rumah sakitnya sudah ditangkap polisi. Dia juga menjelaskan kalau mereka adalah pegawai outsourcing dan sudah diganti dengan petugas yang baru.

“Sudah ada penggantinya semua,” ungkap Parna, Sabtu (30/7).

Pihak rumah sakit pun berjanji akan segera melakukan evaluasi terhadap perusahaan outsourcing penyedia tenaga keamanan tersebut terkait dengan kasus ini.

Kasus kekerasan oleh satpam RS Kariadi Semarang ini cukup mengejutkan. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua ya, Millens. (Kom,Tri/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024