BerandaHits
Sabtu, 25 Mar 2022 09:30

Sapatha, Kutukan yang Bersanding dengan Hukum Pidana Kerajaan

Ilustrasi kutukan mumi yang mematikan. ( Brain Berries)

Dikenal seram, kutukan bisa jadi adalah propaganda raja di pelbagai kerajaan masa lampau untuk kepentingan pemerintahan dan menakuti rakyat. Sebab, kutukan dianggap lebih efektif mengatur rakyat daripada hukum pidana.

Inibaru.id – Masa kejayaan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Nah, kerajaan-kerajaan ini menerapkan aturan dan hukuman bagi rakyatnya yang melanggar. Menariknya, dalam aturan tersebut terselip kutukan.

Kutukan ini disebut dengan 'sapatha', semacam sumpah yang diucapkan raja atau 'sang makudur', pemimpin upacara atau pemimpin ritual tertentu, dan orang sakti. Sapatha ini bisa kamu temukan pada kitab atau prasasti kuno sehingga bisa dianggap sebagai salah satu sumber hukum yang ditaati di masanya.

Keterlibatan Dewa dan Makhluk Gaib

Salah satu kerajaan yang menerapkan sapatha adalah Majapahit. Berdasarkan Prasasti Tuhannaru, mereka yang melanggar akan diberi hukuman berupa kutukan dengan media upacara sakral untuk meminta bantuan para dewa dan makhluk gaib.

Biasanya, sang raja atau orang yang dianggap sakti akan melakukan permintaan kepada dewa untuk memberikan hukuman. Contohlah, mereka bisa mengucapkan “Dewa, kau harus membunuh mereka. Jika di hutan akan ada harimau yang menerkam, jika di ladang ada ular berbisa, dan jika di air mereka akan dimakan buaya”. Seram juga ya permintaannya.

Sebelum Majapahit, Kerajaan Sriwijaya juga menerapkan sapatha yang kurang lebih sama. Informasi terkait sapatha ini terpahat pada Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Baru.

Prasasti Kedukan Bukit peninggalan Kerajaan Sriwijaya. (Facebook/Bambang Budi Utomo)

Kutukan Akrab dengan Hukuman Pidana

Di masanya, para penguasa benar-benar memanfaatkan sapatha semaksimal mungkin. Mereka menakut-nakuti rakyat menggunakan efek psikologis daripada harus menggunakan cara kasar seperti membunuh atau menyiksa. Apalagi, kutukan juga berisikan unsur agama dan kesakralan yang ditaati oleh masyarakat saat itu.

Kekuatan sapatha dianggap lebih kuat di zamannya. Sebab, sapatha nggak hanya menyerang orang yang melanggar aturan, melainkan juga sampai ke keluarga dan keturunannya.

Nggak percaya? di banyak prasasti yang tersebar di daerah, tertulis berbagai macam sapatha seperti kesialan seumur hidup hingga keluarga yang sakit seumur hidup dan nggak kunjung sembuh. Beneran bikin takut sih kalau ini.

Seiring dengan perkembangan zaman, kerajaan Hindu-Buddha dan pengaruhnya melemah di Nusantara. Bahkan, tatkala Indonesia diperintah oleh kolonial Belanda, masyarakat mulai mengenal aturan dan undang-undang modern. Pada akhirnya, sapatha pun semakin jarang digunakan dan masyarakat memilih untuk mematuhi aturan hukum yang berlaku.

Meski begitu, dalam beberapa kesempatan, kutukan atau bahkan pamali masih dipercaya sebagian orang. Nah, kalau di tempatmu, kira-kira apa nih kutukan yang masih dipercaya banyak orang, Millens? (Boo/Wik/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: