BerandaHits
Sabtu, 28 Nov 2025 18:12

Santet, Band Black Metal Purwokerto yang Bawa Jawa Tembus Eropa

Personil band Santet. (via GNFI)

Band black metal asal Purwokerto, Santet, kembali mencuri perhatian setelah sukses tampil di Norwegia dan Swedia, membawa musik gelap bercampur identitas Jawa ke panggung Eropa.

Inibaru.id - Purwokerto mungkin bukan kota pertama yang terlintas ketika bicara tentang black metal. Namun bagi para penggemar musik ekstrem, nama Santet sudah lama menjadi legenda. Dari kota kecil di Jawa Tengah itulah, band ini menyalakan api yang kemudian menyala hingga panggung-panggung internasional, bahkan merambah Skandinavia, tanah kelahiran black metal itu sendiri.

Pada November 2025, Santet kembali mencatatkan sejarah. Mereka tampil di dua kota Eropa Utara yaitu Oslo, Norwegia (21/11) dan Stockholm, Swedia (22/11). Bagi sebuah band metal Indonesia, tampil di dua negara yang dikenal sebagai “rumah besar” black metal jelas bukan pencapaian sederhana.

Dalam tur tersebut, Santet membawakan repertoar andalan seperti “Iblis Bergamis”, “Kidung Wahyu Kolosobo”, hingga “Pendulum Neraka Jahanam”. Deretan lagu itu dibawakan dengan energi penuh, lengkap dengan atmosfer gelap khas mereka. Nggak heran, unggahan-unggahan Santet di media sosial mulai dari keberangkatan, pertemuan dengan staf KBRI, sampai momen mereka menguasai panggung Eropa langsung mendapatkan sambutan hangat dari para metalhead Tanah Air.

Tur Eropa ini bukan pembuktian pertama Santet di luar negeri. Sebelumnya, mereka telah mencicipi panggung Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Namun membawakan musik black metal di hadapan publik Skandinavia tentu jadi level tersendiri. Semua ini terwujud berkat dukungan banyak pihak, terutama Kementerian Kebudayaan RI serta Pemerintah Kabupaten dan DPRD Banyumas yang membantu pendanaan dan logistik perjalanan mereka.

Dari Thrash Metal ke Pure Black Metal

Sebelum bertransformasi menjadi black metal, Santet beraliran thrash metal. (Santet Official)

Santet berdiri pada 1993, digawangi oleh dua pendiri yaitu Budi Blackustadz dan Rudy Hailstorm. Menariknya, mereka nggak langsung mengusung black metal sejak awal. Pada fase awal, Santet justru bermain thrash metal, mengikuti jejak band-band metal era itu.

Barulah pada 1997, Santet melakukan perubahan besar. Mereka melepaskan gaya thrash dan memutuskan masuk ke ranah Pure Black Metal. Pilihan itu membawa mereka lebih dekat dengan gaya musisi-musisi Eropa Utara yang memang jadi kiblat genre tersebut.

Meski terpengaruh skena global, Santet tetap membawa identitas Jawa dalam musiknya. Nuansa okultisme, simbol-simbol ritual, hingga atmosfer gelap yang kental dengan budaya Jawa menjadi ciri khas yang membuat mereka berbeda. Identitas lokal itulah yang membuat Santet nggak sekadar meniru. Yap, mereka membangun gaya sendiri!

Menembus Skena, Menjadi Legenda

Nama Santet mulai benar-benar diperhitungkan pada 1999 saat merilis demo “Creatures of Darkness”. Setahun setelahnya, mereka semakin dikenal lewat kompilasi “Metalik Klinik Vol. 3”, salah satu rilisan paling berpengaruh di skena bawah tanah Indonesia.

Seiring waktu, formasi Santet berkembang. Kini band ini diperkuat oleh:

  1. Budi Bawon – vokalis
  2. Deddy Sin – keyboardist
  3. Adi – gitaris
  4. Erlan – drummer
  5. Denny – bassis

Lima personel ini terus melanjutkan perjalanan panjang Santet, membawa Purwokerto ke pentas dunia lewat distorsi, atmosfer gelap, dan karakter lokal yang nggak dimiliki band mana pun.

Kini, panggung Eropa telah mereka jajaki. Santet membuktikan bahwa band metal dari kota kecil pun bisa mendunia selama musiknya jujur, konsisten, dan berani berbeda.

Santet bukan sekadar band. Mereka adalah cerita tentang bagaimana suara dari Jawa bisa menggema hingga ke utara jauh sana.

Betewe, kamu sudah mendengarkan karya mereka, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: