BerandaHits
Kamis, 30 Des 2020 17:10

Saat Gus Dur Ingin Indonesia Menjalin Hubungan dengan Israel, Apa Alasannya Ya?

Apa alasan Gus Dur ingin Indonesia menjalin hubungan dengan Israel atau bangsa Yahudi? (Twitter.com/tubagussalim)

Saat masih menjabat sebagai presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah melontarkan keinginan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ternyata, keinginan ini ada dasarnya, lo. Seperti apa sih latar belakangnya?

Inibaru.id – Kabar normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel sempat membuat publik geger beberapa waktu lalu. Munculnya isu tersebut dikarenakan negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Maroko, Sudan, Bahrain, dan Bhutan telah membuka hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut.

Kabar tersebut semakin kencang setelah klaim sepihak oleh Jerussalem Post menyebutkan bahwa Indonesia akan segera memulihkan hubungan dengan Israel. Hanya, Kementerian Luar Negeri Indonesia langsung menegaskan bahwa pemerintah nggak pernah membuka akses komunikasi dengan Israel dan mendukung penuh kemerdekaan Palestina.

Tapi, tahukah kamu bahwa hubungan diplomatis antara Indonesia dan Israel hampir pernah benar-benar jadi nyata pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur)? Keinginan membangun hubungan dioplomatik tersebut menurut Djohan Effendi merupakan salah satu kebijakan era Gus dur yang paling kontroversial.

Menurut Menteri Sekretaris Negara era Gus Dur tersebut, gagasan untuk menjalin hubungan diplomatik tersebut terucap langsung dari mulut presiden RI ke-4 tersebut. Kontan, banyak pihak langsung menentangnya. Hanya, Djohan membela ide Gus Dur tersebut.

“Sebagai orang yang cukup lama tinggal di Timur Tengah, Gus Dur menyaksikan penderitaan rakyat Palestina,” ungkap Djohan memberikan penjelasan.

Akankah Indonesia buka jalan diplomatik dengan Israel? (NBC News)

Kedekatan Gus Dur dengan Sorang Yahudi

Kedekatan Gus Dur dan Israel ini sebenarnya pernah diperlihatkan saat dirinya menghadiri undangan dari Perdana Menteri Yitzhak Rabin dalam acara penandatanganan perjanjian damai antara Israel dan Jordania tahun 1994, jauh sebelum Gus Dur menjadi presiden.

Kehadirannya dalam acara tersebut membuatnya berinteraksi dengan banyak tokoh dari berbagai kalangan, baik itu Islam, Yahudi, maupun Kristen. Dari situ lah Gus Dur menyadari adanya hasrat perdamaian di antara mereka.

Gagasan Gus Dur untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel ini tentu punya alasan yang rasional bagi kemerdekaan Palestina, meski mungkin dianggap gila oleh para pembencinya.

“Kalau Indonesia ingin berperan dalam membantu proses perdamaian antara Palestina dan Israel, tidaklah mungkin tanpa mempunyai hubungan diplomatik dengan kedua belah pihak yang bertikai. Dari latar belakang inilah gagasan Gus Dur ingin menjalin hubungan dengan Israel,” terang Djohan.

Gus Dur muda saat menempuh pendidikan yang mempertemukannya dengan seorang Yahudi. (Twitter.com/MbahDinNU)

Sebenarnya, pergumulan cucu pendiri Pondok Tebuireng Jombang dengan bangsa Yahudi sudah terjadi sejak dirinya mengenyam pendidikan di Iran pada 1966. Gus Dur yang sebelumnya gagal lulus saat belajar di Mesir kemudian pindah ke Baghdad dan menjalin pertemanan dengan seorang Yahudi dari komunitas Yahudi-Irak bernama Ramin.

Ramin yang diceritakan Nur Kholik dalam Interkoneksi Islam Liberal dan Pendidikan Islam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah seorang ilmuwan yang inklusif yang juga memperdalam aliran mistik Yahudi, Caballa.

Perkenalannya dengan Ramin tersebut membawanya pada berbagai diskusi agama, filsafat, politik, hingga eksistensi Yahudi sebagai diaspora. Dari Ramin inilah, Gus Dur juga mengenal Yudaisme dan berbagai pola pikir orang-orang Yahudi. Dari situlah keprihatinan Gus Dur terhadap sosial dan politik Yahudi sebagai minoritas di berbagai tempat mulai tumbuh.

Kini selepas kepergiannya, masyarakat nggak henti-hentinya mengelu-elukan sikap politik dan toleransi Gus Dur. Hanya, sepertinya idenya tentang menjalin hubungan dengan Israel tetap jadi kontroversi dan perdebatan banyak orang di Indonesia. (His/IB27/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: