Inibaru.id - Millens, kamu akan tetap membutuhkan waktu sendiri nggak peduli tergolong orang yang introvert atau ekstrovert. Betul nggak? Sebagian orang mengatakan menghabiskan waktu sendiri alias me time memberikan efek negatif seperti kesepian dan tekanan emosional.
Namun, penelitian lain mengaitkan menghabiskan waktu sendirian dengan hasil positif, seperti berkurangnya kemarahan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan, berkualitas atau nggak me time kamu konon katanya berpengaruh pada interaksimu dengan orang sekitar, lo.
Yang paling baru, ada penelitian yang dilakukan oleh University at Buffalo (UB). Riset tersebut bertujuan mengevaluasi apakah ada hubungan antara menghabiskan waktu sendiri dengan perasaan orang saat berinteraksi dengan orang lain pada hari yang sama.
"Kami menemukan bahwa orang yang mencari kesendirian karena takut atau nggak menyukai keadaan lingkungan sosialnya atau pengalaman interaksi sosial, akan mengalami kecemasan yang meningkat ketika berinteraksi dengan orang lain pada hari-hari ketika mereka mendapat lebih banyak waktu sendiri dari biasanya,” ujar Hope White, mahasiswa pascasarjana jurusan psikologi UB dan penulis pertama studi tersebut, seperti dikutip dari situs kesehatan Neuroscience, Sabtu (10/12/2022).
“Kami pikir hal itu karena orang-orang seperti itu nggak menggunakan waktu menyendiri mereka dengan tujuan untuk pemulihan. Sebaliknya, mereka mungkin menghabiskan waktu sendiri untuk merenung," lanjutnya.
Kebebasan untuk Menghabiskan Waktu
Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Behavioral Development ini memberikan informasi tentang manfaat menyendiri. Menurutnya, selama masa dewasa awal, seseorang membutuhkan kebebasan baru untuk menentukan bagaimana dan dengan siapa dia menghabiskan waktu.
Studi tersebut melibatkan 411 orang dewasa muda berusia antara 18-26 tahun. Peserta diminta menyelesaikan laporan harian di ponsel mereka tentang jumlah waktu yang mereka habiskan sendirian dan bagaimana perasaan mereka setelahnya ketika berinteraksi dengan orang lain.
"Menghabiskan waktu sendirian adalah hal yang umum sepanjang hidup, namun kita masih belum sepenuhnya memahami kapan, mengapa, dan untuk siapa hal itu dilakukan. Dengan mengetahui hal tersebut kita dapat mengetahui risiko dan manfaatnya,” kata Julie Bowker, Ph.D, profesor psikologi di UB College of Arts dan Sains, dan salah satu rekan penulis makalah.
Kalau menurutmu, apa tujuan me time yang kamu lakukan, Millens? Pastilah tujuan satu orang dengan orang lain nggak sama. (Siti Khatijah/E05)
Artikel ini telah dimuat di Media Indonesia dengan judul Bagaimana "Me Time" Memengaruhi Interaksi Sosial?