BerandaHits
Kamis, 7 Mei 2025 11:14

Revisi Narasi Sejarah ala Fadli Zon; Dari PKI hingga Penjajahan Belanda

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut bakal ada revisi sejarah terkait penjajahan Belanda di Indonesia.(IG/Fadli Zon)

Fadli Zon menyebut Belanda nggak benar-benar menjajah Indonesia sampai 350 tahun sehingga narasi sejarah terkait hal ini perlu direvisi. Tapi, hal sebaliknya dia ungkap terkait dengan sejarah PKI.

Inibaru.id – Selama puluhan tahun guru sejarah mengajari para muridnya tentang Belanda yang menjajah Nusantara selama 350 tahun. Namun, agaknya narasi ini akan segera direvisi, sebagaimana disebutkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Menurutnya, sejarah itu keliru.

Fadli mengatakan, saat ini Kementerian Kebudayaan tengah menggodok perubahan sejarah, khususnya berkaitan dengan lamanya waktu penjajahan Belanda di Tanah Air. Menurutnya, nggak benar kalau seluruh wilayah Indonesia dijajah hingga selama itu.

Kalau dipikir-pikir, narasi sejarah yang ada saat ini memang agak janggal. Sedikit informasi, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang menjadi jalan masuk Belanda ke Nusantara baru berdiri pada 1602. Hampir mustahil membayangkan Belanda langsung bisa menguasai negeri ini saat itu juga.

Kita pun tahu bahwa buku-buku sejarah yang kita baca menyebutkan bahwa perlawanan para bumiputera masih berlangsung hingga abad ke-19. Maka, fakta bahwa Indonesia merdeka pada 1945 menunjukkan bahwa penjajahan di negeri ini nggak mungkin dilakukan Belanda selama 350 tahun.

“Nggak ada itu Indonesia dijajah Belanda 350 tahun. Banyak daerah melakukan perlawanan seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Perang Jawa Diponegoro. Ada yang perlawanannya puluhan, sampai ratusan tahun," tuturnya pada Selasa (6/5/2025).

Tak Ada Revisi untuk Pemberontakan PKI

Pemberontakan PKI nggak akan diubah narasi sejarahnya. (Wikipedia/Fotograaf Onbekend/DLC Auteursrechthebbende)

Dalam revisi narasi sejarah yang tengah digodok Kementerian Kebudayaan itu, Fadli mengaku ingin lebih menonjolkan bentuk perlawanan yang dilakukan masyarakat alih-alih lamanya waktu penjajahan. Nantinya, revisi itu akan dibukukan.

Sementara itu, berkaitan dengan kontroversi narasi sejarah berkaitan dengan "pemberontakan" Partai Komunis Indonesia (PKI), Fadli mengungkapkan nggak akan ada narasi apa pun yang akan direvisi, baik untuk insiden G30S PKI pada 1965 maupun Pemberontakan Madiun pada 1948.

“Yang Madiun 48 kan memang jelas pemberontakan dan difasilitasi Belanda. Korban-korbannya banyak kiai dari pihak Nahdlatul Ulama. Kalau yang 1965 juga sudah jelas, dinyatakan sendiri oleh mereka, kok. Jadi nggak perlu diubah. Justru jangan membelokkan sejarah,” terang Fadli.

Yang pasti, biar buku sejarah yang direvisi nantinya akurat, pengerjaannya melibatkan 100 sejarawan, Millens. Proyek ini dipimpin oleh Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Profesor Susanto Zuhdi.

Buku sejarah edisi revisi diperkirakan bakal selesai pada Agustus atau September 2025. Setelah itu, buku-buku tersebut bakal didistribusikan ke sekolah-sekolah di Tanah Air.

Meski melibatkan banyak pihak yang memang kompeten di bidang sejarah, tentu saja hal ini memicu kontroversi. Kalau menurut kamu, adakah narasi sejarah lain yang seharusnya juga direvisi? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: